Didatangi KSP Jepang, Deputi Kemenko Marves Sebut Dukungan Elektrifikasi Kendaraan

9 February 2024, 14:49

TEMPO.CO, Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investai Rachmat Kaimuddin mengatakan perwakilan Kantor Perdana Menteri Jepang mendatangi kantor Kemenkomarves menanyakan peluang Jepang berinvestasi di Indonesia, dibanding negara-negara Asia Timur lainnya. Menurut Rachmat, kedatangan mereka Jakarta terjadi pada pekan lalu, dan merupakan agenda rutin Jepang ke negara-negara yang jadi tujuan investasi mereka.  “Mereka tanya, ‘Pak, bagaimana ini, Jepang dibandingkan Cina atau Korea Selatan dalam mendukung infrastruktur pembangunan di Indonesia?’,” ujar Rachmat saat ditemui Tempo di kawasan Setiabudi, Jakarta pada Rabu malam, 7 Februari 2024.Rachman lantas menjawab, dirinya baru masuk ke dalam pemerintahan. Oleh sebab itu, dia mengaku tak tahu-menahu soal beberapa proyek infrastruktur yang kemudian jatuh ke Tiongkok atau negara lain. Salah satunya kereta cepat Jakarta-Bandung.  Menurut Rachmat, Indonesia tidak punya preferensi apapun terkait negara yang akan bekerjasama atau berinvestasi di Indonesia. Namun pemerintah berharap agar negara sahabat bisa mendukung program yang sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia. “Soal kereta cepat, sekarang pemerintah sedang consider mau bikin sampai ke Surabaya. (Sementara) Jepang menyorongkan kereta semi cepat. Orang (kami) butuhnya kereta cepat,” beber Rachmat. Kedua, mengenai program elektrifikasi kendaraan. Indonesia sedang gencar mengembangkan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai, termasuk dengan menebar sejumlah insentif agar investor kendaraan listrik mau berinvestasi di Indonesia. Tapi rupanya masih banyak industri otomotif Jepang belum mau masuk ke kendaraan listrik di Indonesia. Iklan

“Memang di Indonesia mereka enggak bisa bikin (kendaraan listrik)? Bisa. Kenapa enggak support? Kami menyayangkan saja,” ujar Rachmat.Padahal, kata Rachmat, Jepang adalah penguasa otomotif di Indonesia. Rachmat mencontohkan, Honda merilis motor listrik dengan harga sekitar Rp 40 juta yang hanya bisa menempuh jarak 40 kilometer. Sedangkan merek lain bisa membuat motor listrik dengan harga Rp 30 juta dengan jarak tempuh hingga 70 kilometer. Rachmat yakin industri otomotif Jepang bisa lebih baik lagi dalam mendukung program elektrifikasi kendaraan yang sedang digencarkan oleh pemerintah. AMELIA RAHIMA SARIPilihan Editor: Libur Panjang Isra Mikraj dan Imlek, Jasa Marga Catat 367 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Partai

Institusi

K / L

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi