Bisnis.com, JAKARTA – Peretas asal China dikabarkan kembali berulah dengan meretas Kantor Sanksi Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS). Serangan terjadi di tengah ramai rumor mengenai aksi spionase China lewat Salt Typhon.
Spyware Salt Typhoon merupakan perangkat lunak berbahaya (malware) yang dikembangkan oleh grup peretasan yang dikenal sebagai “ShadowFall” atau “Group 3390” asal China. Grup ini telah melakukan serangan terhadap berbagai organisasi dan pemerintahan di seluruh dunia.
Spyware Salt Typhoon mengincar data sensitif, sistem jaringan hingga mengambil alih sistem kontrol sebuah badan pemerintahan. Salt Typhoon masuk melalui email phishing hingga link berbahaya.
Dilansir dari reuters, Kamis (2/1/2025) seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan Kantor Sanksi Departemen Keuangan AS mengungkapkan dalam sebuah surat kepada anggota parlemen bahwa peretas yang disponsori negara China mencuri dokumen penting hingga Departemen Keuangan AS menyebutnya sebagai “insiden besar.”
Sementara itu Dev X melaporkan Departemen Keuangan AS tersebut tidak memberikan perincian tentang berapa banyak stasiun kerja yang telah diakses atau jenis dokumen apa yang mungkin diperoleh para peretas.
Tidak hanya itu, Departemen Keuangan juga menyampaikan belum menemukan tanda-tanda mereka mengalami serangan.
“Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan pelaku ancaman tersebut terus mengakses informasi Departemen Keuangan. Departemen Keuangan menanggapi dengan sangat serius semua ancaman terhadap sistem kami, dan data yang dimilikinya,” kata departemen tersebut.
Departemen tersebut mengatakan meskipun belum menemukan adanya serangan, Departemen tetap bekerja sama dengan FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur untuk memastikan keamanan departmen.
Departemen juga menuding peretasan tersebut dikaitkan dengan peretas dan China.
Insiden tersebut terjadi saat para pejabat AS terus bergulat dengan dampak dari kampanye spionase siber besar-besaran yang dikenal sebagai Salt Typhoon yang memberi para pejabat akses ke teks pribadi dan percakapan telepon dari sejumlah warga Amerika yang tidak diketahui.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri tidak secara langsung menanggapi insiden Departemen Keuangan tersebut tetapi menegaskan kembali sikap terhadap tuduhan peretasan secara umum.
“Kami telah berulang kali menyatakan posisi kami terhadap tuduhan yang tidak berdasar dan tidak memiliki bukti,” kata juru bicara tersebut.