Danantara, sebut Dony, memiliki anggaran untuk pengembangan UMKM ini. Namun, dalam menjalakan peran pembinaan ini, BUMN perlu bekerja sama dengan pihak swasta, terutama yang sudah sejak lama memiliki program pendampingan UMKM seperti Sampoerna.
“Kami harap ada follow up programnya dengan Sampoerna, binaan-binaan yang bagus bisa kerja sama dengan Danantara. Kita review dari tahun ke tahun, sudah berapa yang dibina, berapa yang naik kelas. Kami mau real saja, kami enggak mau basa-basi, enggak ada impact-nya,” kata pria yang juga menjadi Wakil Menteri BUMN ini.
Kiprah Sampoerna dalam mengembangkan UMKM melalui Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna untuk Indonesia” telah menjangkau ribuan pelaku usaha. Sampoerna memiliki program pengembangan UMKM, yaitu Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Program SRC membina lebih dari 250.000 toko kelontong di seluruh Indonesia melalui pelatihan, digitalisasi, serta integrasi teknologi untuk meningkatkan omzet dan daya saing.
Berdasarkan riset Kompas Gramedia (KG) Media, total omzet jaringan SRC mencapai Rp236 triliun per tahun, setara dengan 11,4 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) sektor retail nasional tahun 2022.
Selain itu, melalui program SETC, Sampoerna telah melatih lebih dari 97.000 peserta, membina 1.600 UMKM, dengan lebih dari 200 UMKM berhasil ekspor, dan 80 persen telah terdigitalisasi. Didukung dengan fasilitas pelatihan seluas 27 hektar di Pasuruan, Jawa Timur, SETC menjadi pusat pengembangan UMKM yang berdaya saing global.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5203378/original/087951900_1745931535-673_x_373_rev__9_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)