Dari Keterbatasan Menjadi Harapan: Kisah Putri dan Ibunya di Sekolah Rakyat Jombang

Dari Keterbatasan Menjadi Harapan: Kisah Putri dan Ibunya di Sekolah Rakyat Jombang

Jombang (beritajatim.com) – Pada petang yang cerah di Jombang, Sabtu, 11 Oktober 2025, sebuah momen yang penuh harapan dan emosi mewarnai kunjungan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, atau yang lebih dikenal dengan Gus Ipul, ke Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 8 Jombang.

Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah saat Putri Anisa Hadi Ningtyas, seorang siswi dengan tekad bulat, melantunkan pidato berbahasa Inggris dengan lantang dan percaya diri.

Kehadirannya membawa bangga bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi ibunya, Mariani, yang hadir untuk menyaksikan buah hati tercinta berbicara di hadapan tamu-tamu penting. Namun, yang lebih menyentuh adalah kisah perjuangan Mariani yang penuh emosi.

Sebagai seorang ibu, ia merasa sangat bersyukur dan terharu melihat anak-anaknya, Putri dan adiknya Jingga Ragil Hadi Prameswari, dapat melanjutkan pendidikan mereka di Sekolah Rakyat.

“Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo, karena anak-anak saya bisa sekolah,” ujar Mariani, suaranya bergetar.

Kisahnya adalah cerminan dari perjuangan seorang ibu yang bekerja keras sebagai buruh laundry, dengan penghasilan hanya Rp40.000 sehari. Suaminya yang sakit tak lagi mampu bekerja, menjadikan Mariani sebagai tulang punggung keluarga.

Di tengah keterbatasan tersebut, ia tak pernah menyerah untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya, meski sempat terhalang oleh masalah biaya.

Bagi Mariani, penerimaan kedua anaknya di Sekolah Rakyat adalah anugerah yang luar biasa. “Saya sangat-sangat terima kasih karena anak saya dua-duanya diterima di sini,” tambahnya dengan haru. Ini adalah kisah tentang keteguhan hati seorang ibu yang rela berjuang demi masa depan anak-anaknya.

Gus Ipul Berikan Apresiasi

Mensos Gus Ipul saat berdialog dengan murid SRT 8 Jombang

Kunjungan Gus Ipul ke Sekolah Rakyat 8 Jombang memberikan sorotan khusus pada perubahan yang terlihat pada siswa-siswi di sana. Gus Ipul mengungkapkan rasa kagumnya terhadap perkembangan yang tercatat sejak sekolah ini beroperasi.

“Saya senang bahwa sejak beroperasi, Sekolah Rakyat Terintegrasi 8 Jombang ini telah melakukan suatu proses yang baik, suatu proses yang terukur sehingga anak-anak ini tampak sudah mulai ada perubahan,” ujarnya.

Siswa-siswa Sekolah Rakyat datang dari latar belakang yang sangat beragam, dan melalui sistem pendidikan berasrama, mereka diajak untuk beradaptasi dan berkembang. Proses adaptasi tentu tidak mudah, namun Gus Ipul meyakinkan bahwa meskipun bulan-bulan awal penuh tantangan, keadaan akan semakin membaik.

“Bulan-bulan pertama penuh tantangan, penuh dinamika, tapi masuk bulan kedua, kondisinya akan lebih stabil dan Insya Allah akan membaik,” katanya optimis.

Tak bisa dipungkiri, kesuksesan adaptasi ini tak lepas dari peran besar para guru dan tenaga kependidikan yang telah mengabdikan diri dengan penuh dedikasi. Gus Ipul juga menyoroti kualitas pengajaran di Sekolah Rakyat yang dipastikan melalui seleksi ketat, serta pengalaman kepala sekolah dan tenaga pendidik yang berkompeten.

“Guru-gurunya adalah guru-guru yang diseleksi secara ketat. Sehingga kita lihat memang kinerjanya secara umum cukup baik,” tuturnya.

Sekolah Rakyat 8 Jombang kini menjadi simbol harapan bagi banyak keluarga yang sebelumnya terpinggirkan oleh keterbatasan ekonomi. Melalui kerja keras, dedikasi, dan dukungan yang kuat, sekolah ini terus membuka pintu bagi masa depan yang lebih cerah bagi para siswanya.

Sebagai informasi, SRT 8 Jombang mengampu 100 siswa. Rinciannya, 50 siswa jenjang SMA dan 50 siswa jenjang SMP. Sebanyak 19 guru, 10 wali asuh, dan 2 wali asrama ikut mendukung proses pembelajaran dan pendampingan. [suf]