Bisnis.com, JAKARTA – Dalam parade alutsista HUT ke-80 TNI di Monas hari ini, ada sejumlah alutsista terbaru yang dipamerkan.
Belasan alutsista terbaru itu, dikabarkan akan segera mendarat di Indonesia untuk memperkuat pertahanan TNI.
Ragam alutsista yang akan segera tiba itu mulai dari tank, kapal induk, hingga drone.
Berikut Alutsista terbaru TNI yang ditampilkan di HUT ke-80 TNI di Monas hari ini
1. Rudal Balistik R-Han
Roket R-Han 122 adalah keluarga artileri roket yang dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Indonesia dengan kecepatan maksimum Mach 2,95 (3.614 km/h) dan jangkauan maksimum 32 km. Ia digunakan terutama oleh Tentara Nasional Indonesia.
2. Tank Harimau
Harimau Medium Tank Kanon 105 mm adalah kendaraan tempur produk terbaru dari PT Pindad (Persero) yang didukung oleh Kementerian Pertahanan RI sesuai kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kendaraan ini dilengkapi dengan two-man turret kaliber 105 mm serta senapan mesin kaliber 7,62 mm untuk daya gempur maksimum. Harimau Medium Tank didesain khusus untuk daerah operasi tropis seperti hutan karena memiliki bobot yang lebih ringan dari Main Battle Tank.
3. Meriam Pertahanan Udara 35 mm
Tipe 90 (PG99) adalah meriam ganda antipesawat 35 mm yang dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Tiongkok, Norinco. Sistem meriam antipesawat ganda 35 mm yang telah teruji ini merupakan pengembangan mutakhir oleh NORINCO untuk meriam pertahanan udara berkinerja tinggi, sangat akurat, dan andal. Meriam ganda 35 mm Tipe 90 dirancang untuk melawan pesawat terbang berkecepatan tinggi dan terbang rendah, helikopter, kendaraan udara tak berawak (UAV), dan rudal jelajah. Meriam ini digunakan oleh angkatan bersenjata Tiongkok untuk menyediakan pertahanan udara lapangan bagi pasukan darat di tingkat divisi dan grup. Waktu reaksi sistem terhadap target udara hanya 6 detik, dan seluruh sistem dapat disiapkan atau ditarik mundur dalam waktu 90 detik.
4. KRI Belati
TNI AL diperkuat kapal cepat rudal 60 meter KRI Belati-622 buatan dalam negeri yang berteknologi hybrid usai upacara penamaan kapal tersebut
5. Kapal Fregat Merah Putih
Kapal Fregat Merah Putih ke-2 yang merupakan kapal tempur terbesar pertama buatan putra-putri Indonesia ini merupakan tipe kapal perang canggih yang didesain dengan kemampuan tempur 4 (empat) matra, diantaranya, laut ke laut (surface to surface), laut ke udara (surface to air), anti-kapal selam (surface to submarine atau anti-submarine warfare), dan electronic warfare atau perang elektronik (siber digital).
Kapal tersebut juga memiliki spesifikasi panjang atau length overall (LoA) 140 meter, lebar atau breadth 19,75 meter dan kecepatan maksimum 28 knots saat berlayar.
6. Kapal Fregat TCG Istanbul Turki
Fregat ini dikembangkan untuk peperangan anti-kapal selam dan permukaan, peperangan udara, pengintaian, pengawasan, akuisisi target, identifikasi, deteksi, dan peringatan dini. Fregat ini memiliki panjang 113 meter dan lebar 14,4 meter. TCG İSTANBUL dibangun di Galangan Kapal Angkatan Laut Istanbul dan dilengkapi dengan solusi nasional canggih, termasuk Rudal Anti-Kapal ATMACA dan Sistem Peluncur Vertikal (VLS) MİDLAS yang dikembangkan oleh Roketsan, Sistem Senjata Udara Jarak Dekat Gökdeniz dan Radar AESA Cenk-S yang dikembangkan oleh ASELSAN, serta Sistem Manajemen Tempur ADVENT yang dikembangkan oleh HAVELSAN di bawah arahan Komando Angkatan Laut.
7. Kapal Induk Giuseppe Garibaldi
Giuseppe Garibaldi adalah kapal induk pertama Italia yang mampu mengoperasikan pesawat fixed-wing berjenis STOVL (Short Take-Off and Vertical Landing). STOVL merupakan pesawat atau armada yang mendarat secara vertikal seperti helikopter.
Kapal induk ini dapat mendukung berbagai jenis helikopter untuk operasi anti-kapal selam, serangan amfibi, dan bantuan kemanusiaan.
Dengan desain modular, Garibaldi dapat berfungsi sebagai kapal komando, platform operasi udara, serta pusat pengendali dan komunikasi maritim meningkatkan efektivitas Italia dalam operasi multinasional NATO maupun tugas bantuan kemanusiaan di berbagai kawasan.
8. Kapal Cepat Rudal (KCR) 70 m Turki
NB74 dan NB75, memiliki spesifikasi panjang keseluruhan 70 meter dengan lebar 11,7 meter. Kapal itu nantinya mampu berlayar dengan kecepatan maksimal di atas 40 knots, dan mampu mengangkut 43 personel.
Kapal itu kemungkinan menggunakan desain FACM 70 meter Sefine Shipyard yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pengintaian dan pengawasan (ISR), operasi antipermukaan, dan operasi antiserangan udara.
9. KRI OPV class
kapal OPV 90M ini dirancang sebagai kapal kombatan dan patroli yang siap beroperasi di seluruh perairan yurisdiksi Indonesia. Dengan kecepatan maksimum hingga 28 knot dan kecepatan jelajah 20 knot, kapal-kapal itu mengadopsi teknologi monohull untuk meningkatkan performa dan stabilitas operasional.
10. KRI Prabu Siliwangi (321)
Kapal KRI ini memiliki spesifikasi yang hampir sama yakni dilengkapi dengan meriam 127 mm, crossing weapon system 25 mm, torpedo anti kapal selam hingga hingga senjata rudal berbasis elektronik.
11. Pesawat Tempur Rafale
Dassault Rafale adalah pesawat tempur multiperan bersayap delta , bermesin ganda , dan bersayap ganda Prancis yang dirancang dan dibangun oleh Dassault Aviation.
Dilengkapi dengan berbagai macam senjata, Rafale dimaksudkan untuk melakukan supremasi udara , interdiksi , pengintaian udara , dukungan darat , serangan mendalam, serangan antikapal , dan misi pencegahan nuklir . Pesawat ini disebut sebagai pesawat “omnirole” oleh Dassault.
12. Drone Elang Hitam
Secara fisik, drone Elang Hitam memiliki panjang sekitar 8,6 meter, lebar bentang sayap mencapai 16 meter, dan tinggi sekitar 2,6 meter. Menurut laman indonesian-aerospace.com, bobot maksimum saat lepas landas (MTOW) mencapai 1.300 kilogram, dengan kapasitas payload atau muatan hingga 300 kilogram. Ini memungkinkan Elang Hitam membawa berbagai sensor maupun sistem persenjataan sesuai kebutuhan misi.
13. Pesawat T-501
KAI T-50 Golden Eagle merupakan pesawat tempur ringan dan jet latih lanjut dari Korea Selatan yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dan Lockheed Martin. T-50 sendiri merupakan pesawat supersonik buatan domestik pertama Korea Selatan dan salah satu dari jet latih yang masih ada di pasaran.[4] Pengembangan dimulai pada penghujung tahun 90-an, dengan penerbangan perdana dilakukan pada tahun 2002. Pesawat ini telah aktif digunakan oleh Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) semenjak tahun 2005.
