Jakarta –
Cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir ramai dikeluhkan warganet di media sosial. Banyak yang merasa suhu udara kali ini jauh lebih menyengat dari biasanya.
“Cuaca panasnya udah gak masuk akal, gak ada angin, sekali ada rasanya kayak disembur naga. Pagi aja udah berasa 36 derajat, takut banget nanti siang gimana,” tulis seorang pengguna X.
“Cuaca panas ini bikin kulit sampai flare up, gatal-gatal,” beber netizen lain yang mengaku merasakan dampaknya hingga ke fisik.
“Wilayah bagian neraka yang bocor,” timpal yang lain.
Kenapa Cuaca Lebih Menyengat?
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan fenomena cuaca panas kali ini disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, pergeseran semu matahari ke selatan Indonesia.
Posisi semu matahari yang bergeser ke selatan menyebabkan peningkatan intensitas radiasi matahari di wilayah selatan Indonesia.
Kedua, minimnya tutupan awan, sehingga sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa banyak hambatan dan menyebabkan suhu terasa lebih terik.
Ketiga, masa pancaroba, yakni peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang kerap ditandai dengan suhu udara tinggi, angin kering, dan cuaca yang tidak menentu.
Kapan Panas Mereda?
BMKG memprediksi cuaca panas ekstrem ini akan mulai berkurang pada akhir Oktober hingga awal November 2025, seiring datangnya musim hujan dan meningkatnya tutupan awan yang dapat menurunkan suhu udara.
Wilayah Paling Terdampak
Beberapa daerah tercatat mengalami suhu tertinggi dalam periode ini, di antaranya:
DKI Jakarta: mencapai 35 derajat celciusSurabaya dan Sidoarjo (Jawa Timur): hingga 36 derajat celciusSemarang, Grobogan, dan Sragen (Jawa Tengah): antara 34 hingga 35 derajat celciusBali dan Nusa Tenggara: hingga 35 derajat celcius
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap risiko dehidrasi dan paparan sinar matahari berlebih. Disarankan mengenakan pakaian longgar, menggunakan pelindung kepala, dan memperbanyak konsumsi air putih saat beraktivitas di luar ruangan.
“Fenomena ini masih dalam batas normal untuk periode peralihan musim, namun masyarakat perlu menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah mengalami heat exhaustion atau kelelahan akibat panas,” pungkas Guswanto.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Macam-macam Cara Orang Hadapi Panas Ekstrem di Berbagai Negara”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)
Cuaca Terik Menyengat
4 Konten
Cuaca terik menyengat diprediksi akan berlangsung hingga akhir Oktober 2025. Menurunnya daya tahan tubuh membuat keluhan flu dan batuk meningkat.
Konten Selanjutnya
Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya
