Jakarta, CNBC Indonesia – PT Gagas Energi Indonesia sebagai anak usaha PT Perusahaan Gas Negra Tbk (PGAS) mengungkapkan, gas sebagai bahan bakar transisi untuk menuju energi bersih di dalam negeri.
Direktur Utama Gagas Energi Indonesia, Muhammad Hardiansyah membeberkan gas bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar energi alternatif untuk sektor transportasi. Terlebih pembakaran gas bumi menghasilkan emisi yang lebih sedikit dibandingkan minyak bumi.
“Berdasarkan kajian yang pernah dilakukan terkait dengan utilisasi BBG sebagai alternatif BBM. Itu diambil salah satu contoh gasoline itu menghasilkan sekitar 2,4 kg emisi karbon dioksida untuk 1 liter pembakaran. Nah sedangkan untuk BBG dengan pembakaran 1 liternya tadi hanya menghasilkan 1,8 kg emisi CO2,” ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Senin (4/3/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu lantaran oktan yang terkandung dalam BBG lebih tinggi dibandingkan dengan oktan dalam BBM. Hardiansyah mengungkapkan BBG mengandung oktan hingga 120. Sedangkan pada BBM oktan paling tingginya sebesar 98. Dengan begitu dia menilai proses pembakaran yang dilakukan akan semakin bersih bila menggunakan BBG.
“Karena dapur pastinya akan lebih bersih. BBG itu oktannya tinggi Mbak Sasa sekitar 120. Kemudian impuritisnya juga kecil sehingga pembakaran akan lebih sempurna dan lebih bersih,” jelasnya.
Dengan demikian, dia mengklaim dengan menggunakan BBG yang bisa mengurangi emisi karbon melalui pembakaran yang bersih, maka target Net Zero Emission Indonesia di tahun 2060 akan tercapai.
“Nah otomatis juga pengguna BBG dengan semakin banyak semakin masif. Ikut membantu target pemerintah menuju net zero emission di tahun 2060,” tandasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Ini Dia Pembeli Gas Terbesar PGN