Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Cerita Pasien Stroke yang Bisa ‘Bicara’ Lagi usai Dipasang Chip Komputer di Otak – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cerita Pasien Stroke yang Bisa ‘Bicara’ Lagi usai Dipasang Chip Komputer di Otak

Cerita Pasien Stroke yang Bisa ‘Bicara’ Lagi usai Dipasang Chip Komputer di Otak

Jakarta

Seorang pasien stroke batang otak bisa kembali ‘berbicara’ setelah tim peneliti memasangkan brain-computer interface (BCI) di otaknya. Setelah hampir dua dekade mengidap stroke, pasien wanita itu akhirnya memiliki kemampuan untuk mengubah pikirannya menjadi kata-kata berupa audio sintetis secara real time.

Ini menjadi sebuah terobosan baru, mengingat BCI yang ada biasanya memerlukan waktu delay proses penerjemahan sinyal otak menjadi kata-kata.

Sebagian besar metode yang ada memerlukan bagian teks lengkap untuk dipertimbangkan sebelum perangkat lunak menguraikan maknanya. Ini secara signifikan dapat memperpanjang detik-detik antara inisiasi ucapan di otak dan vokalisasi.

“Meningkatkan latensi sintesis ucapan dan kecepatan dekode sangat penting untuk percakapan yang dinamis dan komunikasi yang lancar,” ucap peneliti dari University of California dalam laporannya dikutip dari Science Alert, Kamis (3/4/2025).

Tim peneliti melatih jaringan saraf dalam untuk mengenali pola aktivitas sensorimotor korteks saat pasien itu membayangkan mengucapkan 100 kalimat unik menggunakan lebih dari 1.000 kata.

Tidak seperti metode sebelumnya, proses ini bukan meminta pasien mencoba bersuara, melainkan hanya memikirkan kalimat di dalam benaknya. Jumlah rata-rata kata per menit yang diterjemahkan mendekati dua kali lipat dari metode sebelumnya.

Metode prediktif ini membuat kalimat yang diucapkan jauh lebih mengalir dan alami. Dengan sistem sintesis suara, audio yang keluar bahkan sangat mirip dengan suara pasien.

Peneliti mengatakan masih ada banyak pengembangan yang harus dilakukan sebelum metode ini dianggap layak secara klinis. Meskipun ucapannya mudah dipahami, akurasi yang dihasilkan masih di bawah metode yang mengandalkan teks.

Mengingat perkembangan yang pesat, tim peneliti optimis hasil penelitian ini nantinya bisa dimanfaatkan oleh banyak pasien dengan gangguan berbicara.

(avk/naf)

Merangkum Semua Peristiwa