Cerita Osid Rosid, Nasabah BRI yang Jatuh Bangun Jalankan Usaha Tahu

12 March 2024, 9:42

Osid Rosid, nasabah BRI yang menjadi pengusaha tahu di Cilangkap, Jaktim. Foto: Moh Fajri/kumparanOsid Rosid tersenyum ramah saat keluar dari dalam rumahnya. Sore itu, ia sudah selesai memproduksi tahu dan siap memasarkannya.Di sekeliling tempat tinggalnya, masih banyak pekerja yang memproduksi tahu. Ada yang sedang mencuci kedelai hingga menggoreng produk tersebut.Osid sudah tidak asing lagi dengan aktivitas memproduksi tahu. Sejak remaja, bapak berusia 57 tahun ini selalu bersinggungan dengan tahu. Kini, ia ingin menikmati hasil kerja kerasnya selama ini.”Dapat apa saja dari usaha ini? Saya dapat mobil, dapat rumah, dapat tanah di kampung,” kata Osid saat ditemui di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (8/3).Osid merupakan salah satu perajin tahu di Cipayung, Jakarta Timur. Pencapaian bapak 2 anak asal Ciamis, Jawa Barat, tersebut tidak datang begitu saja. Ada perjalanan panjang yang mengiringinya sampai sejauh ini.Osid mulanya seorang karyawan yang ikut memproduksi tahu di daerah Utan Kayu, Jakarta Timur. Setelah mendapatkan ilmunya saat menjadi karyawan, ia memilih mandiri memproduksi tahu dan menjualnya.Perjalanannya dimulai pada 1982. Awalnya, Osid baru memproduksi 10 kg sampai 16 kg kedelai untuk diolah menjadi tahu. Saat selesai produksi, Osid berkeliling menjajakan tahunya dengan mengayuh sepeda.Tidak mudah tentunya. Apalagi di awal-awal merintis, Osid belum mempunyai pelanggan. Sering kali, tahu yang dijajakannya tidak habis. Kondisi tersebut tidak membuat Osid menyerah begitu saja.“Alhamdulillah secara ketekunan kita, istilahnya sekarang diterjang badai masih bertahan, walaupun istilahnya menurun tapi tetap saja bertahan,” ungkap Osid.Pekerja sedang memproduksi tahu di Cipayung. Dok Moh FajriPelan tapi pasti, Osid menemukan jalannya. Ia bercerita bertemu dengan seorang pegawai PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI saat berada di bengkel motor di Ciamis. Pegawai tersebut menawarkan agar Osid bisa bergabung menjadi nasabah BRI.Tak perlu pikir panjang, Osid langsung tertarik. Lewat Simpedes dari BRI, ia bisa semakin mengembangkan usahanya.“Mandiri saya jual sendiri 1982. Pertama belajar jualan istilahnya pakai sepeda. Jadi semenjak saya bergabung dengan BRI alhamdulillah ada kemajuan istilahnya bisa pakai motor,” ujar Osid.“Saya waktu pencairan itu dari dapat Rp 4 juta (pada) 1995 an lah, Simpedes,” tambahnya.Simpedes adalah salah satu layanan BRI dalam bentuk tabungan dengan mata uang rupiah yang dapat dilayani di KC/KCP/BRI Unit/Kantor Kas/Teras BRI. Penyetoran dan pengambilannya tidak dibatasi baik frekuensi maupun jumlahnya sepanjang memenuhi aturan yang berlaku.Tak lama setelah menjadi nasabah BRI, Osid memilih berpindah tempat dari Utan Kayu ke Duren Tiga. Pada 2003, ia pindah ke Cipayung sampai saat ini. Semua itu dilakukan Osid agar produksi tahu yang dilakukannya semakin maksimal.“Cari tempat luas, setoran murah. Agak miring istilahnya (harga) kedelainya. Di sini (Cilangkap) dari 2003,” terang Osid.Saat pindah di Cipayung, usaha Osid bertambah pesat. Ia bisa memproduksi sampai 3,5 kuintal kedelai per hari. Selain menyuplai ke pelanggannya, ia juga menjual sendiri tahu tersebut di Pasar Anyar Bahari.Seiring bertumbuhnya usaha, Osid juga berani mengajukan dana lagi di BRI. Nilainya juga semakin bertambah besar. Dari Rp 4 juta di 1995, Osid kini bisa mendapatkan dana dari BRI senilai Rp 280 juta.“Saya sampai habis selesai (Rp 4 juta) ngambil lagi ningkat Rp 7 juta, habis itu naik Rp 17 juta dapat, Rp 60 juta, Rp 100 juta, Rp 150 juta. Sekarang alhamdulillah dipercaya sampai Rp 280 juta masih tetap Simpedes,” ungkap Osid.Dana Rp 280 juta tersebut sudah cair pada September 2023 dan akan dilunasi Osid selama 5 tahun.Terpukul karena COVID-19Usaha Osid yang semula lancar-lancar saja mendadak harus terganggu. Ia terpukul karena pandemi COVID-19 yang mewabah di Indonesia sejak awal 2020 lalu.Pada periode tersebut, aktivitas masyarakat dibatasi. Banyak tempat tutup untuk mengantisipasi agar tidak semakin banyak masyarakat yang terpapar COVID-19.Aktivitas di pasar sepi, pelanggan tahu yang diproduksi Osid juga berkurang. Osid tidak mau berhenti begitu saja. Dalam kondisi itu, ia harus memutar otak agar usahanya tetap jalan.Osid akhirnya memilih memangkas jumlah produksinya yang semula bisa 3,5 kuintal kedelai per hari. “Produksi dikurangi 50 persen,” ujar Osid.Di tengah upaya mempertahankan usahanya, Osid mendapatkan angin segar dari BRI. Sebab, bank pelat merah itu memberikan restrukturisasi kredit. Osid terbantu dengan kebijakan itu.“Alhamdulillah (jadi nasabah BRI) enak, kalau kita memang istilahnya mentingin masalah setorannya, alhamdulillah BRI pun tidak mempersulit. Bahkan saya bersedia rekening koran yang dulu-dulu saya serahkan,” terang Osid.Osid Rosid, nasabah BRI yang menjadi pengusaha tahu di Cilangkap, Jaktim. Foto: Moh Fajri/kumparanOsid dan usahanya selamat dari badai pandemi COVID-19. Ia lalu berupaya kembali meningkatkan usahanya dan menggaet para pelanggan lagi.Namun, kondisinya sekarang sudah berbeda. Menurutnya, saat ini sudah semakin banyak yang berbisnis tahu.“Dulu waktu konsumennya masih banyak 3,5 kuintal (kedelai) atau 3 kuintal itu. Sekarang menurunnya karena pedagang tahunya luas, lebih banyak lagi,” tutur Osid.Sekarang, Osid hanya memproduksi sekitar 2,5 kuintal kedelai per hari. Ia tidak masalah dengan berkurangnya jumlah produksi tersebut.Osid tidak tahu pasti berapa jumlah laba yang didapatkannya saat ini. Sebab, kata Osid, ada pelanggan yang membayar harian, mingguan, dan bulanan.Osid hanya memperkirakan pendapatannya per hari bisa mencapai Rp 8 juta sampai Rp 10 juta. Angka itu belum dipotong pengeluaran per hari senilai Rp 4,1 juta sampai Rp 4,3 juta, yang digunakan seperti untuk biaya produksi, setoran di pasar, hingga gaji 6 pekerja yang membantunya.Osid saat ini juga mengaku tidak begitu memusingkan berapa pendapatan per hari yang dihasilkan. Menurutnya, yang penting usahanya tetap berjalan lancar setiap harinya.Selain dibantu 6 karyawan, Osid juga mengandalkan anaknya, Nani. Nani sehari-hari aktif membantu Osid menjalankan usaha tahu tersebut.Kini, Osid berniat membuka peluang usaha baru di kampung halamannya di Ciamis.“Ya mau mengembangkan usaha di kampung punya usaha perikanan ikan gurame. Jadi di sini dipegang anak, di kampung ada perikanan gurame punya dua kolam di rumah, baru tahun ini,” tutur Osid seraya tersenyum.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi