Jakarta –
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka bercerita soal protes dan cibiran yang ia terima saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Gibran mengaku kerap dibully karena kedapatan mengajak anak ke festival kebudayaan dan keagamaan.
Hal ini diungkap Gibran saat menghadiri acara Sidang Raya ke-18 Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) di Toraja Utara, Rabu (13/11/2024). Mulanya, Gibran mengajak keluarga besar PGI mengatasi permasalahan intoleransi.
“Kami mohon nanti keluarga besar PGI bapak ibu semua yang hadir disini nanti bisa bersinergi dengan visi-visi dan program pemerintah terutama untuk mengatasi masalah intoleransi,” kata Gibran seperti dilihat melalui YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Rabu (13/11/2024).
Pengalaman di Solo
Gibran lalu menampilkan kasus-kasus intoleransi yang terjadi di Solo, Jawa Tengah. Gibran mengakui kejadian intoleran kerap terjadi di kota yang pernah dipimpinnya itu.
“Jadi kalau di Solo tiap tahun ada perayaan Imlek, dan tiap tahun dari pemerintah memasang ornamen-ornamen Imlek, patung-patung dari semua shio tapi nggak tahu ya kenapa pada saat saya menjabat itu banyak sekali yang protes,” ucapnya.
“Padahal wali kota-wali kota sebelumnya ndak ada yang protes. Jadi ini tiap hari isinya protes terus. Ini Solo disebut sebagai cabang Tiongkok, antek-antek China,” sambungnya.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
“Ini ada juga Bapak/Ibu yang agak miris, ada anak-anak sekolah yang menghancurkan makam, makan yang ada, mohon maaf, ornamen-ornamen Nasraninya. Ini sekolahnya langsung saya tutup dan guru beserta muridnya langsung saya berikan pembekalan biar tidak keterusan,” ucapnya.
Meski diprotes, Gibran mengaku tak mundur untuk menjadikan Solo sebagai kota toleran. “Saya tidak mundur, justru saya bilang ke panitianya, panitia imlek, panitia Natal, tahun depan (acara) digedein aja,” ujarnya.