Jakarta –
Seorang ibu menyusui berhasil mencatat namanya di Museum Rekor Indonesia (MURI) setelah memberi ulasan terhadap 38 pompa ASI. Hasil ulasan tersebut dia bagikan lewat media sosial pribadinya dengan harapan bisa membantu para ibu menyusui menemukan pompa ASI yang sesuai kebutuhan mereka.
Stefani Gabriela, ibu satu anak ini awalnya merasa kesulitan memberi ASI kepada buah hatinya karena dia mengalami gagal DBF atau direct breastfeeding. Ingin anaknya tetap mendapatkan asupan ASI, Stefani memutuskan untuk memberi ASI perah.
“Awal mulanya itu karena saya gagal DBF, karena DBF itu ternyata nggak semudah yang saya bayangkan. Alternatifnya agar bisa tetap ngasih ASI adalah pumping,” tutur Stefani kepada detikcom, Sabtu (8/3/2025).
Memberi ASI perah pun tidak mudah. Berkali-kali Stefani mengalami puting lecet dan ASI berdarah karena teknik pumping dan pompa ASI yang digunakannya tidak bekerja maksimal.
Kondisi itu sempat membuatnya stres dan mengalami baby blues. Tak mau terlalu lama berlarut, dia bertekad melanjutkan pemberian ASI kepada anaknya sambil mencari pompa ASI yang cocok untuknya.
“Pumping itu juga nggak mudah, ada teknik-tekniknya. Saya sampai ikut kelas khusus dan edukasi pumping itu juga masih minim di Indonesia,” beber dia.
Dari situ, muncul keinginannya untuk mengulas pompa ASI nirgenggam untuk para ibu menyusui lainnya yang merasa kesulitan seperti dirinya. Atas dedikasinya, nama Stefani masuk dalam Rekor MURI untuk kategori ‘Ibu Menyusui dengan Ulasan Merek Pompa ASI Nirgenggam Terbanyak Melalui Media Sosial’. Rekor ini ditandatangani Jaya Suprana pada 6 Maret 2025.
“Dari passion saya yang ingin mencoba satu-satu (pompa ASI) ini saya berharap semoga mama-mama bisa terbantu dari review saya yang objektif,” tandasnya.
(kna/up)