Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Pakar Soroti Peningkatan Jumlah Individu Terdidik yang Alami Gangguan Kesehatan Mental – Halaman all

    Pakar Soroti Peningkatan Jumlah Individu Terdidik yang Alami Gangguan Kesehatan Mental – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Hasiolan Eko P
     
     TRIBUNNEWS.COM – Peningkatan jumlah individu terdidik yang mengalami gangguan kesehatan mental menjadi sorotan utama tahun ini. 

    Caezarro Rey Abishur, atau lebih dikenal sebagai Coach Rheo, pakar trauma dan pencipta metode DOA Physio Psychotherapy, mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena ini yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia. 

    Tahun 2025 menjadi fase krusial bagi Indonesia di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

    Salah satunya terdampak oleh tekanan ekonomi dan kompleksitas global yang memicu krisis kesehatan mental. 

    Menurut Coach Rheo, tekanan ekonomi yang berat akibat otomatisasi pekerjaan dan adopsi kecerdasan buatan (AI) telah memicu peningkatan signifikan masalah kesehatan jiwa di kalangan masyarakat terdidik.

    “Tekanan ekonomi bukan sekadar angka di atas kertas; ini adalah realitas yang menghantam langsung kehidupan individu. Banyak profesional terdidik kehilangan pekerjaan karena AI menggantikan peran mereka. Banyak industri yang aman justru kehilangan stabilitasnya. Hal ini menciptakan beban mental berat dan memicu gangguan kesehatan jiwa,” ujar Coach Rheo secara tertulis, Kamis (5/12/2024).

    Lebih jauh menurut Coach Rheo, semua yang dulunya aman bisa dalam waktu dekat tergantikan oleh AI.  

    Para profesional seperti pemusik, designer, arsitek, animator, transcriber dan lainnya, kata Coach Rheo, sudah mulai merasakan hal ini. 

    “Kuliah dan belajar bertahun tahun tapi kemampuan mereka tergantikan AI. Seperti yang disebut pak Hermawan Kertajaya, AI menciptakan Useless Generation, generasi yang keahliannya menjadi obsolete, dan tidak lagi memiliki ‘harga’ seperti dulu,” ujar Coach Rheo.

    Lonjakan Angka Stres

    Terkait dengan kasus stres, depresi, dan bahkan bunuh diri, menurut Coach Rheo, data menunjukkan peningkatan signifikan.

    “Kita melihat tren yang mengkhawatirkan. Jumlah orang yang mengalami gangguan mental meningkat, dan ini tidak bisa diabaikan. Ini adalah alarm bagi kita semua,” tegasnya.

    Data yang dihimpun dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa 720 ribu jiwa meninggal karena bunuh diri setiap tahun. Bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian paling tinggi di dunia dan ditemui pada remaja hingga dewasa dengan rentang usia dari 15 sampai 29 tahun.

    Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI (Bareskrim Polri) menunjukkan kasus bunuh diri di Indonesia terjadi sepanjang tahun. Angkanya terus meningkat setiap tahun, bahkan bertambah hingga 60 persen dalam lima tahun terakhir.

    Data menunjukkan, 1 Oktober 2024, Raphael David seorang mahasiswa Universitas Kristen Petra di Surabaya, tewas melompat dari lantai 12 kampusnya. Pada tanggal 18 September 2024, mahasiswi semester lima Universitas Ciputra, melompat dari lantai 22 gedung kampus tersebut.

    “Pada 9 November 2024, empat orang satu keluarga di Penjaringan Jakarta melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan. Jika diteruskan seluruh daftar menyedihkan ini seperti tidak ada habisnya,” ungkap Coach Rheo prihatin.

    Belum lagi fenomena KDRT, suami pukul istri, Koboy jalanan yang bekelahi main hakim sendiri.

    Generasi Strawberry dan Tantangan Masa Depan

    Fenomena “Generasi Strawberry”; generasi muda yang terlihat kuat di luar namun rapuh di dalam juga menjadi perhatian Coach Rheo. Saat ini banyak pengusaha gencar mengeluhkan etos kerja generasi muda yang sangat kurang.

    “Generasi ini menghadapi tekanan luar biasa dari masyarakat, media sosial, dan diri mereka sendiri. Mereka membutuhkan dukungan khusus agar bisa tumbuh menjadi individu tangguh secara mental,” jelasnya. 

    Pentingnya Literasi Kesehatan Mental

    Agar masyarakat tetap produktif dan memiliki kinerja yang baik, Coach Rheo menekankan pentingnya literasi informasi terkait kesehatan mental. 

    “Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya literasi kita terkait hal ini masih rendah. Banyak yang tidak menyadari tanda-tanda awal gangguan mental atau ke mana harus mencari bantuan,” kata dia.

    Coach Rheo mengajak semua pihak untuk meningkatkan edukasi dan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebahagiaan mental. 

    “Informasi yang tepat dan akses terhadap bantuan profesional adalah kunci. Masyarakat perlu diberdayakan dengan pengetahuan agar bisa mengenali dan mengatasi masalah sejak dini,” tambahnya.

    Apa itu DOA TRTO?

    Menjawab tantangan ini, Coach Rheo memperkenalkan program DOA TRTO (Divine Oracular Assistance – Tension Releasing Technique Online) yang diciptakan Coach Rheo pada tahun 2020. 

    “Kami berkomitmen menjadikan DOA TRTO sebagai ‘world’s first multi-trauma elimination system’ yang diakui secara ilmiah di tahun 2025. Ini adalah kontribusi Indonesia bagi dunia dalam bidang kesehatan mental,” jelasnya.

    Metode ini dikenal mampu menghilangkan beban emosi traumatik secara menyeluruh dan permanen.

    “Dengan DOA TRTO, individu dapat melepaskan diri dari belenggu masa lalu yang menghambat. Kami melihat banyak kasus di mana klien dapat melanjutkan hidup tanpa dibayangi trauma, dan menjadi bahagia,” papar Coach Rheo.

    Sebagian besar sistem, kata Coach Rheo, lebih banyak berbicara tentang mengendalikan, memendam, berdamai dengan trauma, memanusiakan emosi, ikhlas, dan menerima keadaan, namun tidak berbicara menghilangkan. Runyamnya hal itu diyakini secara turun-temurun bahwa trauma tidak bisa hilang.

    “Benar seperti itu, semua jurnal ilmiah di masa lalu masih membicarakan hal yang sama. Bahwa trauma tidak bisa hilang. Di sini DOA datang memberi pembaruan, sebuah metode yang terbukti bisa menghilangkan banyak trauma dalam pertemuan singkat,” terang Coach Rheo.

    Coach Rheo berhasil menghilangkan lima sampai belasan trauma dalam satu pertemuan. Hal itu bisa diukur, dibuktikan, dikonfirmasi, dan ditanyakan kepada klien setelah keluhan trauma mereka hilang. Sebuah upaya yang sebelumnya tidak pernah bisa dicapai oleh metodologi lainnya.

    Metode DOA TRTO telah diakui secara luas oleh para Konselor, Psikolog, Psikiater, Dokter, Dosen, dan mendapatkan penghargaan Emerging Award dari Himpunan Psikologi Indonesia pada Festival Karya Cipta Psikologi Indonesia di Kongres Luar Biasa HIMPSI 2024.

    Coach Rheo menyampaikan pernyataan Dokter Andhika August yang menyatakan, bahwa berbagai trauma dan beban emosi sudah dirasakan selama 11 bulan tidak bisa hilang. 

    “Namun satu kali pertemuan dengan Metode DOA trauma dan beban emosi yang dirasakan oleh Dokter Spesialis Bedah Eka Hospital ini hilang permanen dari dalam diri sampai hari ini,” tegas Coach Rheo.

    Coach Rheo menceritakan Psikolog Michael Christian Yuono yang juga menyampaikan “mungkin orang kaget, shock karena bisa dibantu secepat itu”. Selanjutnya Dr Ferihana asal Yogya menyampaikan “sudah dua tahun semenjak pertemuan saya dengan coach rheo, beban trauma saya hilang sampai hari ini tetap bahagia”.

    “Sejatinya mereka yang bahagia, kata Coach Rheo, tak perlu menyakiti orang lain di sekelilingnya. Mereka bisa membangun kehidupan lebih baik. Kunci majunya sebuah Negara ketika mereka bahagia dari dalam hatinya, bukan sekedar di permukaan. 

    “Dengan bahagia mereka lebih produktif dan penuh semangat menjalani hari-hari, serta menghadapi berbagai tantangan hidupnya,” ujarnya.

     

     

     

     

  • Peran Suami Sandra Dewi yakni Harvey Moeis Bak Broker, Siapa Otak Utamanya?

    Peran Suami Sandra Dewi yakni Harvey Moeis Bak Broker, Siapa Otak Utamanya?

  • WHO: Kematian Akibat Konsumsi Alkohol 2,6 Juta Setiap Tahun, Mayoritas Renggut Nyawa Laki-laki

    WHO: Kematian Akibat Konsumsi Alkohol 2,6 Juta Setiap Tahun, Mayoritas Renggut Nyawa Laki-laki

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO menyoroti tentang peningkatan angka kematian akibat konsumsi alkohol.

    Disebutkan dalam laporan terbaru bahwa ada lebih dari 3 juta kematian tahunan akibat penggunaan alkohol dan narkoba, dimana sebagian besar terjadi pada laki-laki 

    Sebanyak 2,6 juta kematian per tahun disebabkan oleh konsumsi alkohol, yaitu 4,7 persen dari seluruh kematian, dan 0,6 juta kematian disebabkan oleh penggunaan obat-obatan psikoaktif. 

    Laporan tersebut menunjukkan bahwa sekitar 400 juta orang hidup dengan gangguan alkohol dan penggunaan narkoba secara global. 

    Dari jumlah tersebut, 209 juta orang hidup dengan ketergantungan alkohol. 

    “Penggunaan narkoba sangat merugikan kesehatan individu, meningkatkan risiko penyakit kronis, kondisi kesehatan mental, dan secara tragis mengakibatkan jutaan kematian yang dapat dicegah setiap tahunnya. Hal ini memberikan beban berat pada keluarga dan masyarakat, meningkatkan paparan terhadap kecelakaan, cedera, dan kekerasan,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu (26/6/2024). 

    Melihat kondisi tersebut, pihaknya segera melakukan tindakan berani untuk mengurangi dampak negatif konsumsi alkohol terhadap kesehatan dan sosial serta membuat pengobatan untuk gangguan penggunaan narkoba dapat diakses dan terjangkau.

    “Laporan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mempercepat tindakan secara global menuju pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 3.5 pada tahun 2030 dengan mengurangi konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang serta meningkatkan akses terhadap pengobatan berkualitas untuk gangguan penggunaan narkoba,” kata Tedros. 

    Adapun tingkat kematian akibat konsumsi alkohol per liter alkohol yang dikonsumsi tertinggi terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan terendah di negara-negara berpendapatan tinggi.

    Proporsi tertinggi (13 persen) kematian akibat alkohol pada tahun 2019 terjadi pada generasi muda berusia 20–39 tahun. 

    Tren Konsumsi Alkohol Dunia

    Tren konsumsi alkohol Total konsumsi alkohol per kapita pada populasi dunia sedikit menurun dari 5,7 liter pada tahun 2010 menjadi 5,5 liter pada tahun 2019. 

    Tingkat konsumsi per kapita tertinggi pada tahun 2019 tercatat di WHO Wilayah Eropa (9,2 liter) dan Wilayah Amerika (7,5 liter). 

    Tingkat konsumsi alkohol per kapita di kalangan peminum rata-rata berjumlah 27 gram alkohol murni per hari, atau setara dengan dua gelas anggur, dua botol bir (33cl) atau dua porsi minuman beralkohol (4cl).

    Tingkat dan frekuensi minum ini dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan serta kematian dan kecacatan terkait. 

    Pada tahun 2019, 38 persen peminum saat ini pernah melakukan minuman keras secara episodik, yang didefinisikan sebagai mengonsumsi setidaknya 60 gram alkohol murni pada satu atau lebih kesempatan pada bulan sebelumnya – kira-kira setara dengan 4 atau 5 gelas anggur, botol bir, atau satu porsi.

    Minum alkohol dalam jumlah banyak secara terus-menerus sangat umum terjadi di kalangan pria. 

    Secara global, 23,5 persen dari seluruh remaja berusia 15-19 tahun adalah peminum alkohol. 

    Tingkat konsumsi alkohol tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-19 tahun di kawasan Eropa (45,9 persen) diikuti oleh Amerika (43,9 persen). 

    Risiko kesehatan dari penggunaan alkohol

    Konsumsi alkohol jadi penyebab dalam lebih dari 200 penyakit, cedera, dan kondisi kesehatan lainnya.

    Namun, beban global penyakit dan cedera yang disebabkan oleh konsumsi alkohol hanya dapat dihitung pada 31 kondisi kesehatan berdasarkan bukti ilmiah yang tersedia mengenai peran penggunaan alkohol dalam perkembangan, kejadian, dan dampaknya.

    Minum alkohol dikaitkan dengan risiko pengembangan penyakit tidak menular seperti penyakit hati, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker, serta kesehatan mental dan kondisi perilaku seperti depresi, kecemasan, dan gangguan penggunaan alkohol. 

    Diperkirakan 474.000 kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan oleh konsumsi alkohol pada tahun 2019.

    Alkohol merupakan karsinogen dimana dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, hati, kepala dan leher, esofagus, dan kolorektal.

    Pada tahun 2019, 4,4 persen kanker yang didiagnosis secara global dan 401.000 kematian akibat kanker disebabkan oleh konsumsi alkohol. 

    Konsumsi alkohol juga menimbulkan kerugian besar bagi orang lain, tidak hanya bagi orang yang mengonsumsi alkohol. 

    Sebagian besar beban penyakit yang disebabkan oleh alkohol timbul dari cedera seperti kecelakaan lalu lintas. 

    Pada tahun 2019, dari total 298.000 kematian akibat kecelakaan lalu lintas terkait alkohol, 156.000 kematian disebabkan oleh minuman keras orang lain.

    Terdapat hubungan sebab akibat antara penggunaan alkohol dan kejadian atau akibat penyakit menular seperti tuberkulosis dan HIV. 

    Konsumsi alkohol selama kehamilan meningkatkan risiko memiliki anak dengan kelainan spektrum alkohol janin (FASD), di mana juga berhubungan dengan cacat perkembangan dan cacat lahir. 

    Konsumsi alkohol selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kelahiran prematur termasuk keguguran, lahir mati, dan kelahiran prematur. 

    Dalam jangka panjang, tingkat konsumsi alkohol yang merugikan dan berbahaya dapat menyebabkan masalah sosial termasuk masalah keluarga, masalah di tempat kerja, masalah keuangan, dan pengangguran.

  • Pusat Data Nasional Diretas, Guru Besar IT Ingatkan Pentingnya Soal Security Awareness Culture

    Pusat Data Nasional Diretas, Guru Besar IT Ingatkan Pentingnya Soal Security Awareness Culture

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Data Nasional (PDN) Sementara mengalami serangan siber sejak Kamis, 20 juni, yang melumpuhkan beberapa layanan penting pemerintah, termasuk layanan keimigrasian.

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, gangguan pada sistem pusat data nasional (PDN) Kementerian Kominfo akibat serangan siber.

    Menurut dia, penyerang atau peretas mengirimkan malware dan mengenkripsi data di PDN, lalu meminta tebusan sebesar 8 juta dollar Amerika Serikat (AS).

    Menanggapi hal ini, Guru Besar bidang  information technology  (IT) Prof Marsudi Wahyudi Kisworo mengatakan bahwa di dunia keamanan komputer tidak ada sistem yang dijamin keamanannya. Namun ia mengingatkan pentingnya security awareness culture.

    “Dalam dunia keamanan komputer, di dunia ini tidak ada sistem yang dijamin pasti aman, yang ada adalah sistem yang sudah diretas dan sistem yang belum diretas. Di negara-negara maju pun konon setiap 3-5 detik terjadi percobaan peretasan,” ujar Prof Marsudi dalam keterangannya, Rabu (26/6/2024).

    Hal itu, lanjutnya, sama saja dengan sebuah rumah. Secanggih apapun pengamanan rumah, tidak ada yang mau menjamin bahwa rumah seseorang tidak akan kemalingan, kerampokan, atau kejatuhan meteor.

    “Makanya dalam keamanan, yang paling penting adalah security awareness culture alias budaya berhati-hati,” ungkapnya.

    Selain itu, Guru Besar  pertama di bidang IT di Indonesia ini menegaskan bahwa di jagat pengamanan komputer, harus selalu mematuhi tata kelola keamanan (security governance) yang baik.

    “Misalnya menerapkan berbagai standar keamanan komputer yang ada, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran keamanan, paling tidak mengurangi dampak jika terjadi pelanggaran keamanan. Sama kan dengan pengamanan fisik seperti mengamankan rumah atau mobil,” paparnya.

    “Security governance meliputi analisa risiko apa saja yang bisa terjadi, meliputi skenario pelanggaran keamanan, aktor, probabilitas, dan dampaknya,” sambungnya.

    Kemudian ia melanjutkan, dilakukan penanganan risiko mulai dari peralatan misalnya untuk deter, defend, dan detect, sampai ke prosedur yang harus dijalankan ketika terjadi pelanggaran keamanan misalnya peosedur tanggap darurat sampai ke pemulihan.

    Rektor Universitas Pancasila ini juga memaparkan, lembaga-lembaga yang bonafide pasti punya security plan yang komprehensif, bahkan mungkin mengikuti standar-standar yang lazim.

    “Kalau melihat kejadian dengan PDN, dan beberapa kasus sebelumnya yang pernah saya tangani, tidak adanya security plan yang baik itulah penyebab ketika terjadi pelanggaran maka tidak dapat ditangani dengan baik,” ungkapnya.

    Prof Marsudi yang juga Dewan Pengarah BRIN ini mencontohkan, yang paling sering terjadi adalah tidak adanya skenario ketika terjadi peretasan dan tidak punya disaster recovery plan bahkan tidak punya business continuity plan.

    “Jangankan itu, banyak lembaga baik pemerintah maupun swasta di Indonesia, cyber risk assessment saja nggak punya, baru kelabakan ketika sudah dijebol,” pungkasnya.

    Tak bisa dipulihkan

    Sementara, Pemerintah memastikan sejumlah data milik kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang terdampak serangan siber ke Pusat Data Nasional (PDN) tak bisa dipulihkan.

    Direktur Network dan IT Solution Telkom Herlan Wijanarko menjelaskan, pihaknya sudah berupaya menangani dampak peretasan PDN, termasuk memulihkan data yang terdampak serangan tersebut

    Proses penanganan tersebut dilakukan bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kepolisian.

    “Kita berupaya keras melakukan recovery resource yang kita miliki. Yang jelas data yang sudah kena ransomware sudah tidak bisa kita recovery. Jadi sekarang menggunakan sumber daya yang masih kita miliki,” ujar Herlan kepada wartawan, Rabu (26/6/2024).

    Direktur Jenderal Informatika dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong menegaskan data yang dikunci oleh pihak peretas tersebut masih tetap berada di dalam server PDN.

    Dia juga memastikan bahwa pihak peretas tidak dapat mengeluarkan atau mengambil data tersebut, karena sistem PDN saat ini sudah diisolasi dan tak bisa diakses dari luar.

    “iya dibiarkan saja di dalam, sudah kita isolasi. Jadi enggak bisa diapa-apain. Enggak bisa diambil oleh dia (peretas) juga,” kata Usman.

  • Profil Irjen Abdul Karim, Kapolda Banten Jabat Kadiv Propam, Hartanya Rp 10,7 Miliar

    Profil Irjen Abdul Karim, Kapolda Banten Jabat Kadiv Propam, Hartanya Rp 10,7 Miliar

  • KPK Bongkar Kasus Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan, Salah Satunya Tanjung Mas

    KPK Bongkar Kasus Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan, Salah Satunya Tanjung Mas

    Setidaknya ada empat pelabuhan yang terendus pekerjaan pengerukan alur pelayarannya diduga dikorupsi.

    Tayang: Kamis, 27 Juni 2024 12:22 WIB

    KOMPAS/HERU SRI KUMORO

    Kawasan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka penyidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait paket pekerjaan pengerukan alur pelayaran pada beberapa pelabuhan di Indonesia. 

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka penyidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait paket pekerjaan pengerukan alur pelayaran pada beberapa pelabuhan di Indonesia.

    Setidaknya ada empat pelabuhan yang terendus pekerjaan pengerukan alur pelayarannya diduga dikorupsi.

    Berikut datanya:

    “Bahwa KPK saat ini sedang melakukan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi terkait paket pekerjaan pengerukan alur pelayaran,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto dalam keterangannya, Kamis (27/6/2024).

    KPK belum membeberkan konstruksi perkaranya, termasuk para pihak yang dijadikan sebagai tersangka.

    Tessa baru memberi petunjuk bahwa KPK menetapkan total sembilan tersangka, terdiri dari enam penyelenggara negara dan tiga pihak swasta.

    “Terkait nama pihak-pihak yang ditetapkan sebagai tersangka, kronologis dugaan perbuatan pidana dan pasal yang disangkakan akan kami umumkan saat penyidikan perkara ini telah cukup,” katanya.

    Tessa mengatakan proses penyidikannya saat ini sedang berjalan, di antaranya dengan pemanggilan saksi-saksi dan tindakan-tindakan penyidik lainnya.

    Pada Rabu (26/6/2024) kemarin, penyidik KPK telah memeriksa tiga saksi di Polresta Palangkaraya.

    Mereka yang diperiksa yakni tiga PNS Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Mas: Otto Patriawan, Yohanes Ririp, dan Muhammad Ardiansyah.

    “Saksi-saksi tersebut akan digali keterangannya secara garis besar terkait mekanisme dan alur pelayaran di Pelabuhan Tanjung Mas,” kata Tessa.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    BERITA TERKINI