Ponorogo (beritajatim.com) – Di tengah tingginya harga kebutuhan pokok, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menawarkan solusi nyata bagi masyarakat kecil. Dia memperkenalkan program Taskintul, singkatan dari Pengentasan Kemiskinan yang Betul. Sebuah gerakan untuk memanfaatkan lahan sempit menjadi sumber pangan dan pendapatan keluarga.
Dengan semangat kemandirian, Bupati Sugiri menunjukkan bahwa pekarangan kecil pun bisa produktif jika dikelola dengan baik. Di halaman berukuran hanya dua kali tiga meter, dirinya memelihara 30 ekor ayam petelur. Berkat pakan sehat dan perawatan teratur, ayam-ayam itu mampu menghasilkan 22 hingga 24 butir telur setiap hari.
Selain beternak, Bupati Sugiri juga mencontohkan pertanian rumah tangga di lahan sempit. Setiap ruang kosong diisi dengan polybag berisi tanah subur dan berbagai jenis sayuran, seperti cabai rawit, cabai keriting, tomat, kangkung, sawi, hingga tanaman dapur lainnya.
Konsep sederhana ini dinilai efektif menghadapi lonjakan harga bahan pokok, sekaligus memperkuat ketahanan pangan keluarga. Bupati Sugiri menegaskan bahwa keterbatasan lahan tidak boleh menjadi alasan untuk tidak bisa bertani atau beternak.
“Apalagi pekarangan rumah kita di lahan sempit, sudahlah antara rumah dengan tetangga atau tembok di situ pasti bisa dipakai ternak ayam walaupun kecil ayam petelur, terus di depan rumah ada pinggir-pinggir genteng bisa dipakai polybag-polybag, di lahan sempit apapun sudahlah Indonesia ini subur. Ayo kita berbuat yang penting asal ada kemauan yakin bisa. Apalagi saat ini harga melambung tinggi. Lah iya, ini solusi sekaligus menjawab tantangan ke depan. Modal bertani modal berternak tidak harus membutuhkan lahan lebar kalau semua rakyat sama betapa menjadi pusat telur,” ujar Bupati Sugiri Sancoko, Kamis (30/10/2025).
Bupati menyebut, program Taskintul diharapkan menjadi gerakan kolektif masyarakat Ponorogo untuk menekan beban ekonomi rumah tangga. Pemerintah daerah bahkan berencana menyalurkan bantuan ayam petelur dan bibit tanaman bagi warga ekonomi menengah ke bawah, agar bisa meniru model yang Dia kembangkan.
“Apalagi saat ini harga melambung tinggi, ini solusi sekaligus menjawab tantangan ke depan,” tegasnya.
Menurut Bupati Sugiri, kemandirian pangan berbasis rumah tangga bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga pondasi pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan. Orang nomor satu di Bumi Reog berharap, melalui program ini, masyarakat Ponorogo mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pasar.
Dengan memadukan pertanian sederhana dan peternakan rumahan, konsep Taskintul menjadi bukti bahwa inovasi tak selalu harus mahal. Dari lahan sempit pun, kesejahteraan bisa tumbuh jika disertai kemauan dan kerja keras. (End
