Pamekasan (beritajatim.com) – Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman, mengimbau masyarakat agar lebih bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial, menyusul unggahan salah satu akun yang menyebarkan ujaran kebencian terhadap dirinya. Unggahan tersebut tidak hanya mengandung kata-kata yang tidak pantas, tetapi juga menuai respon beragam dari warganet.
Insiden ini mencuat setelah kunjungan KH Kholilurrahman bersama rombongan ke Desa Palengaan Dhaja, dalam rangka meninjau perbaikan jalan yang dilakukan secara swadaya oleh warga. Dalam unggahan akun media sosial yang viral tersebut, Bupati dinilai mendapat perlakuan tidak etis melalui konten berisi kritik yang disampaikan dengan bahasa kasar.
“Sebenarnya kalau hanya kritik tidak masalah, tetapi mungkin karena ada satu atau dua kata yang kurang pantas dan kurang elok didengar hingga memunculkan reaksi dari masyarakat lainnya. Ternyata memang isi unggahannya agak kurang pantas,” kata KH Kholilurrahman, Kamis (12//6/2025).
Bupati juga menegaskan keterbukaannya terhadap kritik dan masukan dari masyarakat, selama dilakukan secara santun dan membangun. Ia menjelaskan bahwa keterbatasan anggaran menjadi alasan utama minimnya pembangunan infrastruktur di wilayahnya.
“Kita bukan tidak ingin membangun, tapi memang APBD kita sedang kritis dan anggaran pembangunan infrastruktur cukup minim,” ungkapnya.
Meskipun anggaran terbatas, masyarakat di sejumlah titik wilayah Pamekasan justru bahu-membahu memperbaiki jalan rusak secara swadaya. Hal ini diapresiasi langsung oleh KH Kholilurrahman saat meninjau lokasi.
“Saat meninjau perbaikan jalan hasil swadaya di beberapa titik di Pamekasan, kami juga menyampaikan kondisi keuangan di Pamekasan,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa unggahan yang menyulut kontroversi itu terjadi saat dirinya meninjau lokasi perbaikan tersebut. Unggahan tersebut diduga dibuat secara spontan tanpa pertimbangan matang.
“Namun yang dikomentari pemilik akun Facebook sebenarnya saat kami meninjau hasil perbaikan jalan, mungkin karena spontan atau karena kurang hati-hati, sehingga muncul kata (unggahan) yang kurang enak didengar,” jelasnya.
KH Kholilurrahman berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Ia mengingatkan pentingnya etika digital dan tanggung jawab dalam setiap unggahan.
“Di era seperti saat ini, kita semua harus benar-benar bijak dalam memposting sesuatu. Sebisa mungkin apa yang kita posting dapat memberikan manfaat bagi orang lain,” pungkasnya.
Diketahui, pemilik akun yang menyebarkan ujaran kebencian tersebut adalah warga Dusun Trebung, Desa Tobalang, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang. Setelah viral dan menuai sorotan, yang bersangkutan akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada KH Kholilurrahman di Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Rabu (11/6/2025), didampingi sejumlah tokoh masyarakat. [pin/suf]
