Bunga Matahari Bakal Ditanam di Cikande untuk Serap Radioaktif, Pernah Dipakai di Chernobyl

Bunga Matahari Bakal Ditanam di Cikande untuk Serap Radioaktif, Pernah Dipakai di Chernobyl

Bisnis.com, JAKARTA – Pemkab Serang dikabarkan akan menanam bunga matahari di sekitar wilayah yang terpapar radiasi Cesium 137 di Cikande.

Hal ini karena bunga matahari memiliki kemampuan dalam membersihkan limbah radioaktif dari lingkungan.

Itulah sebabnya bunga matahari pernah ditanam secara massal setelah bencana Chernobyl tahun 1986.

“Bunga matahari sangat pandai menyerap isotop radioaktif tertentu,” jelas ilmuwan tanah Michael Blaylock dilansir dari IFL science.

Tanaman-tanaman berwarna cerah ini bukan hanya membuat indah lingkungan, namun juga menyimpan sebagian besar biomassanya di daun dan batang, sehingga bahan radioaktif yang diserap tanaman dapat dibuang tanpa harus menggali akarnya. Inilah kenapa bunga matahari bisa menyerap limbah radioaktif dan membersihkan lingkungan dari paparannya.

Fitoremediasi, atau penggunaan tanaman untuk membersihkan racun dari lingkungan, merupakan kesuksesan besar di Chernobyl, di mana bencana nuklir meninggalkan tanah dan air di sekitarnya yang sarat dengan unsur radioaktif cesium dan strontium.

Proses ini berhasil karena isotop “meniru” nutrisi yang diserap bunga matahari secara alami cesium meniru kalium, yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis, dan strontium berperan sebagai kalsium, yang memberikan dukungan struktural.

Awal mula Bunga Matahari jadi ‘obat’ penghilang radiasi

Dilansir dari UA magazine, banyak teknologi yang dikembangkan sejak kecelakaan Chernobyl pada tahun 1986 menggunakan mesin dan bahan kimia canggih; namun, beberapa perusahaan dan ilmuwan telah mengalihkan perhatian mereka kepada sahabat dan penolong tertua kita: tumbuhan.

Para ilmuwan telah menyelidiki spesies tumbuhan yang tidak dianggap untuk dikonsumsi untuk membantu menghilangkan radionuklida yang dilepaskan setelah kecelakaan nuklir. Proses ini disebut fitoremediasi.

Penggunaan fitoremediator telah dimulai puluhan tahun yang lalu. Namun, dari ribuan tanaman yang dipertimbangkan, kultivar bunga matahari Helianthus annuus L telah dinyatakan sebagai pemenang yang jelas.

Pada tahun 1986, ahli biologi tanaman Ilya Rasking dan kelompok penelitiannya di Universitas Rutgers menemukan bahwa budidaya hidroponik spesies bunga matahari ini dengan cepat mengakumulasi logam berat dan radionuklida. Mereka melakukan eksperimen dengan air yang terkontaminasi uranium di Ohio, dan melaporkan bahwa, setelah 24 jam, konsentrasi uranium dalam air menurun hingga 94%.

Pada tahun 1994, sebuah upaya multinasional berhasil menggunakan bunga matahari untuk membersihkan 137Cs dan strontium 90Sr dari air di Chernobyl, Ukraina. Ladang bunga matahari yang luas ditanam di area terdampak, sedekat satu kilometer dari reaktor nuklir yang rusak.

Menurut perusahaan Phytotech, fitoremediasi mengurangi biaya pembersihan hingga sepuluh persen dibandingkan dengan metode lain seperti perawatan kimia.

Spesies bunga matahari Helianthus annuus L juga terbukti mampu menghilangkan logam beracun lainnya, seperti Cu2+, Cd2+, Ni2+, Pb2+, dan Zn2+, dari larutan air secara efektif.

Bunga matahari efektif di dalam air dalam eksperimen dan di Chernobyl, tetapi tidak demikian halnya di dalam tanah.

Para peneliti dari Universitas Purdue di AS menyelidiki fitoremediator lain seperti mustard dan tembakau. Profesor botani Mary Alice Webb melakukan eksperimen dengan bibit tembakau untuk menyerap kalsium.

Secara mengejutkan, eksperimennya menunjukkan bahwa tembakau juga mampu menyerap isotop 90Sr, dan menyadari bahwa tembakau juga dapat membantu membersihkan tanah dari kontaminan nuklir ini. Dalam hal ini, yang terjadi adalah 90Sr meniru kalsium yang mengalir ke tanaman.