Bukan Inggris yang Dijagokan Institut Data Sains dan AI Nasionalnya Juara Piala Dunia 2022

22 November 2022, 6:13

TEMPO.CO, Jakarta – Timnas Inggris telah menunjukkan diri sebagai salah satu kandidat kuat juara Piala Dunia 2022 di Qatar. Dalam pertandingan pertamanya, Senin 21 November 2022, bermain di Stadion Khalifa Internasional, Inggris membantai Iran 6-2. Meski begitu bukan Inggris yang dijagokan The Alan Turing Institute, institut nasional untuk data sains dan kecerdasan buatan (AI) yang bermarkas di British Library, London, menjadi juara Piala Dunia kali ini. Algoritme yang dikembangkan tim di institut ini hanya menempatkan Inggris di urutan kelima, dengan peluang juara yang hanya 7 persen.  Institut yang didirikan pada 2015 oleh UK Engineering and Physical Sciences Research Council bekerja sama dengan lima kampus Cambridge, Edinburgh, Oxford, UCL dan Warwick ini–belakangan bergabung pula delapan universitas lain–lebih menjagokan Brasil. Negara ini menjadi yang paling favorit setelah model statistika The Alan Turing memberikannya peluang juara sebesar 25 persen.Berturut-turut setelahnya adalah Belgia, Argentina dan Prancis. Sedangkan peluang juara Inggris, menurut The Alan Turing, masih lebih daripada Spanyol, Belanda, Denmark, Portugal dan Kroasia.Baca juga: Gantikan Teknologi VAR di Piala Dunia Qatar 2022, Apa Itu SAOT?Apakah pemodelan yang dilakukan dan hasilnya itu pantas di percaya? The Alan Turing Institute, seperti dikutip dari laman resminya, menjawab kalau prediksi ini adalah proyek senang-senang mereka. “Dan tujuan kami adalah menciptakan sebuah model sederhana, bisa dipahami, kuat dan terbuka yang semua orang bebas menggunakan, memperbaiki, dan mengambil peranan.”Tim di institut itu mengaku terinspirasi oleh Paul si Gurita yang pernah pamor di era Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Saat itu gurita yang hidup di Sea Life Centre, Jerman, sukses menebak hasil seluruh pertandingan timnas Jerman , hingga tepat memilih Spanyol sebagai juara-nya.Sedangkan algoritme yang dikembangkan tim di The Alan Turing disebutkan berbasis AIrsenal yang dikembangkan di institut itu pada 2018 untuk bermain Fantasy Premier League. Parameternya adalah kekuatan serangan tim, kekuatan pertahanan dan keuntungan menjadi tuan rumah, selain menggunakan statistika Bayesian untuk kalkulasi peluang skor untuk setiap pertandingan. “Kami memodifikasi AIrsenal untuk membuatnya lebih pas digunakan memprediksi hasil pertandingan internasional,” bunyi keterangan dari The Alan Turing. Sebagai contoh, tim negara yang paling sering bermain hanya melawan tim negara dari benua yang sama, yang bisa meghasilkan bias ketika mencoba memprediksi hasilnya ketika melawan tim negara dari benua berbeda. Begitu juga menyesuaikan pemodelan untuk memasukkan fakta bahwa keuntungan bermain sebagai tuna rumah tak berlaku kecuali untuk Qatar. Untuk memprediksi juara Piala Dunia Qatar 2022 ini, tim di The Alan Turing mengaku telah menguji pemodelannya menggunakan basisdata pertandingan internasional. Hasilnya sesuai untuk prediksi juara Piala Dunia 2014 dan 2018. “Dan dari 100 ribu kali simulasi pemodelan untuk Piala Dunia 2022 ini, kami bisa mendapatkan tim mana saja yang memenangi turnamen ini paling banyak.” Meski begitu tim mengakui pula adanya kelemahan dalam pemodelan. Beberapa faktor yang mungkin penting untuk sebuah tim bisa juara tak bisa ikut diperhitungkan. Faktor-faktor itu adalah kemampuan individu pemain, adu penalti dan cuaca atu lokasi.Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi