Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) agresif dalam menambah base transceiver station (BTS) atau pemancar sinyal baru hingga kuartal III/2025. Sayang, di tengah penambahan BTS tersebut jumlah pelanggan perusahaan justru berkurang jutaan.
Merujuk pada laporan info memo kuartal III/2025, Indosat tercatat memiliki total 95 juta pelanggan. Jumlah tersebut berkurang 4 juta pelanggan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 99 juta pelanggan. Penurunan tajam terjadi di segmen pelanggan prabayar dengan penurunan mencapai 4 juta pelanggan secara tahunan. Adapun secara kuartalan atau tiga bulanan jumlah pelanggan Indosat turun 1 juta pelanggan.
Penurunan pelanggan justru terjadi saat perusahaan gencar membangun jaringan baru di Luar Hawa dan menambah kapasitas di tempat eksisting.
BTS 4G Indosat bertambah sekitar 14.887 unit pada kuartal III/2025 dibandingkan dengan kuartal III/2024. BTS 2G bertambah 3.030 unit, sementara BTS 5G bertambah 1.263 unit menjadi 1.404 pada kuartal III/2025..
Sejalan dengan penurunan jumlah pelanggan, pendapatan perusahaan ikut turun 1,6% year on year/YoY menjadi Rp41,1 triliun pada kuartal III/2025. Sementara itu rerata pendapatan per pelanggan atau ARPU naik dari Rp38.000 pada kuartal III/2024 menjadi Rp39.000 pada kuartal III/2025.
Sebelumnya, pada 31 Juli 2025 Indosat mengganti Ritesh Kumar Singh yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Chief Commercial Officer & Director. Ritesh pindah ke Smart Axiata Kamboja dan menjabat sebagai CEO di sana. Indosat menunjuk Syed Bilal Kazmi sebagai penggantinya.
Dalam menjaga pelanggannya, sepanjang 9 bulan pertama 2025 Indosat terus melakukan inovasi salah satunya melalui “Satspam IM3” (Satuan Anti Scam dan Spam), yang merupakan fitur keamanan digital dari Indosat Ooredoo Hutchison (IM3) untuk melindungi pelanggan dari panggilan telepon, SMS spam, dan modus penipuan (scam) menggunakan teknologi AIvolusi 5G.
Satspam adalah inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bekerja secara otomatis dan real-time untuk mendeteksi serta memblokir nomor mencurigakan, tautan berbahaya, dan upaya penipuan digital. Fitur ini dirancang untuk mengurangi risiko penipuan seperti phishing, tawaran kerja palsu, atau investasi bodong, yang menurut data menimpa 65% masyarakat Indonesia setiap minggu.
