BSSN Temukan 4,4 Miliar Trafik Anomali Menyasar ke RI hingga September 2025

BSSN Temukan 4,4 Miliar Trafik Anomali Menyasar ke RI hingga September 2025

Bisnis.com, JAKARTA— Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat aktivitas anomali trafik serangan siber di Indonesia mencapai 4,41 miliar hingga September 2025. 

Jenis anomali terbanyak meliputi aktivitas malware, akses tidak sah, kesalahan konfigurasi sistem, dan upaya eksploitasi.

Dari total anomali tersebut, 93,8% dikategorikan sebagai aktivitas malware. Jenis malware yang paling banyak terdeteksi pada 2025 adalah Mirai Botnet, disusul Remcos RAT dan Generic Trojan. Sementara itu, laporan Data Breach Investigations Report (DBIR) Verizon untuk sektor keuangan menunjukkan bahwa 60% insiden melibatkan faktor manusia, seperti kelalaian atau manipulasi sosial. 

Sebanyak 30% insiden disebabkan pihak ketiga dan 17% terkait motif spionase atau intelijen.

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Sektor Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata BSSN, Baderi, mengatakan dalam menanggulangi tingginya tingkat serangan siber, BSSN mengedepankan sejumlah langkah. 

Pertama, peningkatan literasi masyarakat yang dinilai sebagai langkah pencegahan yang cukup efektif.

BSSN juga terus melakukan security awareness terkait maraknya serangan siber di Indonesia, termasuk berbagai bentuk penipuan melalui social engineering, phishing, scam, dan metode lainnya.

Baderi menambahkan, BSSN saat ini juga turut membantu pemerintah dalam literasi bagi pelaku usaha, termasuk UMKM. Menurutnya, banyak pelaku UMKM yang menjadi korban penipuan daring.

“Kasihan sekali yang ada di daerah-daerah bagaimana mereka berusaha kemudian menggunakan marketplace, itu juga masih kena tipu juga,” kata Baderi dalam acara Seminar Penguatan Perlindungan Konsumen melalui Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) yang digelar Indonesia Fintech Society (IFSoc) pada Senin (1/12/2025) di Jakarta.

Selain itu, Baderi mengungkapkan BSSN melakukan cyber patrol untuk membantu Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (SATGAS PASTI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Patroli siber tersebut dilakukan melalui internet dan media sosial. Setelah patroli, BSSN melakukan validasi dan profiling untuk mengidentifikasi situs maupun threat actor yang diduga melakukan aktivitas ilegal.

BSSN juga berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk melakukan takedown terhadap sejumlah situs yang terindikasi bermasalah.

“Memang tidak hanya sederhana aspek teknologi saja, tetapi hal yang berkaitan dengan kolaborasi sangat penting sekali,” katanya.