Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) resmi mengumumkan sekaligus menetapkan 15 pemenang Lomba Kediri Cerdas 2025 yang digelar di Tempat Bercakap Kopi.
Lomba tahunan yang kini memasuki tahun ketiga ini mengusung tema “Cipta Kreativitas Teknologi dan Inovasi serta Diseminasi Informasi Kekayaan Intelektual.” Tiga kategori dilombakan, yakni Inovasi Daerah untuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Inovasi Bidang Ekonomi, dan Inovasi Bidang Non-Ekonomi yang terbuka bagi pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Masing-masing kategori melahirkan lima pemenang terbaik.
Plt. Kepala BRIDA Kabupaten Kediri, Agus Sugiarto, mengatakan bahwa Kediri Cerdas menjadi ajang strategis untuk memacu lahirnya inovasi baik dari OPD maupun masyarakat. Menurutnya, inovasi kini bukan lagi sekadar alternatif, melainkan kebutuhan utama dalam pembangunan daerah.
“Inovasi ini bukan lagi suatu alternatif, tapi sudah menjadi jalan utama yang harus ditempuh untuk meningkatkan daya saing daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kediri,” ungkap Agus.
Ia menambahkan, hasil-hasil inovasi diharapkan mampu memberi nilai tambah, memperkuat potensi unggulan, serta mendukung visi-misi dan program prioritas Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana periode 2025–2029.
Inovasi juga menjadi indikator penting kinerja OPD karena berdampak langsung pada masyarakat, misalnya dalam upaya menurunkan angka stunting maupun meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebagai bentuk apresiasi, 15 pemenang Kediri Cerdas 2024 kategori Inovasi Daerah telah difasilitasi penerbitan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Tahun ini, BRIDA juga berencana memberikan fasilitas serupa bagi para pemenang Kediri Cerdas 2025.
Selain itu, BRIDA membuka klinik inovasi bagi masyarakat yang belum sempat mengikuti lomba. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi sekaligus mengembangkan ide, sehingga tercipta ekosistem inovasi yang kondusif di Kabupaten Kediri.
“Ke depan, kami berharap inovasi yang dihasilkan tidak berhenti pada ide kreatif, melainkan dapat dikembangkan menjadi teknologi yang bermanfaat serta bernilai ekonomis bagi masyarakat,” pungkas Agus. [nm/aje]
