Brasil Sambut Guyuran Investasi Mobil Hibrida

14 March 2024, 13:50

Jalur produksi pabrik mobil Volkswagen di Sao Bernardo do Campo, Sao Paulo, Brasil, diambil pada 2 Februari 2024.(AFP/Miguel Schincariol)

BRASIL sedang bersiap melakukan revolusi hibrida. Produsen mobil global berlomba menggelontorkan miliaran dolar AS untuk pengembangan kendaraan ramah lingkungan di negara dengan perekonomian terbesar di Amerika Latin itu.
Secara global, penjualan mobil hibrida sedang booming, menawarkan konsumen penghematan bahan bakar, berkelanjutan, dan jaminan bahwa mereka tidak akan terjebak jauh dari stasiun pengisian umum saat menggunakan kendaraan listrik sepenuhnya. Brasil, dengan populasi lebih dari 200 juta orang, berupaya memberikan insentif pada produksi lokal kendaraan yang tidak terlalu berpolusi dan raksasa otomotif pun bersiap melakukan hal tersebut.
Bulan ini, Stellantis–yang memiliki beberapa merek mobil besar, dengan produk Jeep, Peugeot, dan Fiat berlistrik–berjanji akan melakukan, “(Investasi) terbesar dalam sejarah sektor otomotif Brasil dan Amerika Selatan.” Perusahaan tersebut mengatakan akan menginvestasikan US$6,1 miliar di wilayah tersebut antara 2025 dan 2030 dan Brasil akan menjadi penerima manfaat terbesar.
Baca juga : Aturan Konkret Diperlukan untuk Dukung Transisi ke Kendaraan Listrik 
Toyota, yang lebih bertaruh pada mobil hibrida dibandingkan mobil listrik, mengumumkan akan menggelontorkan dana sebesar US$2,2 miliar ke Brasil hingga 2030. Nama-nama besar lain seperti Volkswagen, Renault, Nissan, General Motors, BYD, dan Hyundai juga telah mengumumkan rencana memproduksi kendaraan listrik dan hibrida.
Asosiasi Produsen Kendaraan Bermotor Nasional (Anfavea) memperkirakan Brasil menerima sekitar US$23,4 miliar investasi mobil di tahun-tahun mendatang. Presiden Anfavea Marcio de Lima Leite mengatakan, “Bukan suatu kebetulan,” bahwa investasi tersebut mengalir masuk dan sebagian besar akan berpusat pada kendaraan hibrida yang menggabungkan motor listrik bertenaga baterai dengan mesin pembakaran internal.
Kesibukan aktivitas itu terjadi setelah pemerintah mengumumkan akan secara bertahap meningkatkan pajak impor untuk teknologi baru ini untuk memberi insentif pada produksi kendaraan listrik atau hibrida dalam negeri. Presiden Luiz Inacio Lula da Silva juga baru-baru ini membuat program yang memberikan kredit pajak sebesar US$3,8 miliar kepada produsen mobil yang berkomitmen berinvestasi dalam dekarbonisasi. Baca juga : Kala Produsen Mobil Dunia Bergegas ke Listrik
Model transisi
“Investasi ini menandai titik balik, tidak hanya dari segi jumlah, tetapi juga semua perubahan yang akan terjadi di sektor ini,” kata Cassio Pagliarini dari perusahaan Bright Consulting kepada AFP. Menurutnya, hibrida ialah model transisi. 
Brasil belum mampu untuk beralih ke listrik secara besar-besaran. “Ini karena baterainya masih terlalu mahal.”
Lebih jauh lagi, “Pemerintah tidak punya kemampuan membayar subsidi yang signifikan,” kepada konsumen seperti yang dilakukan negara-negara Eropa. Terdapat juga tantangan logistik yang signifikan dalam membangun stasiun pengisian listrik umum di negara terbesar kelima di dunia. Baca juga : Ekonomi Brasil Tumbuh 2,9% pada 2023
Sebaliknya, Brasil lebih memilih merangsang produksi kendaraan hibrida yang menggunakan listrik dan etanol yang terbuat dari tebu yang banyak digunakan sebagai bahan bakar mobil di negara tersebut. Stellantis, Toyota, Volkswagen, dan BYD mengatakan mereka akan berinvestasi pada kendaraan hibrida yang menggunakan etanol.
“Etanol Brasil ialah bahan bakar rendah karbon yang dapat diproduksi di wilayah yang sudah ada, tanpa harus melakukan penggundulan hutan,” kata David Tsai dari Institut Energi dan Lingkungan. Namun, ia yakin, daripada memberikan kredit pajak kepada produsen mobil, “Akan lebih menarik untuk berinvestasi secara besar-besaran pada transportasi umum yang ramah lingkungan.”
Mobil berlistrik mulai berkembang 
Menurut sensus terbaru pada 2022, ada sekitar 60 juta mobil di jalanan di Brasil. Kurang dari 0,5% yang menggunakan listrik pada 2023, menurut data dari Bright Consulting.
Namun, penjualan mobil listrik meningkat dua kali lipat antara 2022 dan 2023, menurut angka dari Asosiasi Kendaraan Listrik Brasil (ABVE). Pagliarini memperkirakan kendaraan listrik dapat mewakili lebih dari separuh penjualan pada 2029,” tetapi hanya, “Sekitar 20% hingga 25% yang akan 100% bertenaga listrik.”
Carlos Tavares, CEO Stellantis, mengatakan penting agar kendaraan ini dapat diakses oleh kelas menengah. “Jika tidak, tidak akan ada dampak terhadap planet ini,” katanya pada konferensi pers. (AFP/Z-2)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi