Surabaya (beritajatim.com) – Tjiu Hong Meng alias Ameng menjadi korban penganiayaan di restorannya sendiri, Sabtu (20/04/2024) kemarin. Atas peristiwa itu ia mengaku trauma dan belum bisa membuka restorannya. Selain itu, ia mengaku heran karena salah satu nama terlapor hilang di Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP).
“Nama keponakan saya L hilang di SP2HP yang saya terima kemarin,” kata Ameng saat menghadiri undangan pemeriksaan di Polrestabes Surabaya, Senin (03/06/2024).
Karena merasa kasusnya tidak kunjung selesai, ditambah dengan nama salah satu terlapor yang hilang di SP2HP, Ameng mengaku merasakan trauma mendalam hingga tidak berani membuka restorannya. Ia pun berharap agar petugas kepolisian segera menangkap dua kakak kandung dan satu keponakan yang melakukan penganiayaan kepada dirinya.
“Saya heran karena semua bukti sudah saya kasihkan. Saya niatnya hari ini dalam pemeriksaan akan juga menyebut otak dari penganiayaan kepada saya yaitu kakak kandung saya yang pertama THK,” imbuh Ameng.
Ameng bercerita bahwa usai mengalami penganiayaan pada 20 April 2024 kemarin, dirinya sudah melapor ke Polsek Bubutan. Namun, ia kaget ternyata di Polsek Bubutan Ameng malah menjadi terlapor dalam peristiwa penganiayaan itu. Ia pun sempat disuruh untuk berdamai dengan dua kakak kandung dan keponakan perempuannya itu.
“Akhirnya saya disuruh melapor ke Polrestabes Surabaya. Di tempat Polsek Bubutan itu saya disuruh damai terus sama polisinya. Saya bersikukuh untuk terus (proses hukum) karena nyawa saya terancam,” tutur Ameng.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan bahwa proses hukum terhadap peristiwa penganiayaan di restoran Bubutan itu terus berlanjut. “Perkembangan sudah kami update ke pelapor melalui SP2HP per tanggal 30 Mei kemarin,” tutupnya.
Diketahui, Ameng menjadi korban penganiayaan pada 20 April 2024 kemarin. Menurut keterangan Ameng, ia dipukul dengan kayu hingga jatuh. Setelah jatuh ia dipukuli secara membabi buta oleh dua saudara kandung dan keponakannya. Menurut Ameng, diduga dua saudaranya iri lantaran perkara warisan restoran yang saat ini dikelola Ameng. (ang/ian)
