Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa layanan streaming global, Netflix, dilaporkan berhasil memenangkan proses penawaran dahsyat untuk mengakuisisi studio legendaris Warner Bros. dengan nilai transaksi mencapai US$82,7 miliar atau sekitar Rp1.378 triliun (asumsi kurs Rp16,660 per dollar AS).
Merger bernilai fantastis ini menarik perhatian karena dua hal. Pertama, nilai transaksinya yang sangat besar, dan kedua, adanya keterlibatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam lobi tingkat tinggi.
Melansir dari TechCrunch Senin (08/12/2025), Co-CEO Netflix Ted Sarandos diketahui telah mengadakan pertemuan tertutup dengan Presiden Trump pada November lalu. Pertemuan ini disinyalir menjadi kunci bagi Netflix dalam menavigasi ketatnya pengawasan regulator federal terhadap aksi korporasi berskala masif.
Sebelum kabar ini mencuat, Paramount Global yang dipimpin oleh CEO David Ellison digadang-gadang sebagai kandidat terkuat untuk mengambil alih Warner Bros. Asumsi pasar tersebut didasarkan pada kedekatan hubungan antara Ellison dengan administrasi Trump, yang dinilai akan mempermudah jalan bagi Paramount mendapatkan persetujuan regulasi.
Namun, pertemuan antara Sarandos dan Trump tampaknya mengubah peta persaingan secara drastis.
Dalam pertemuan tersebut, Trump dilaporkan menyampaikan pandangannya kepada Sarandos bahwa Warner Bros. idealnya dijual kepada “penawar tertinggi”. Pernyataan ini menjadi sinyal positif bagi Netflix. Eksekutif Netflix tersebut dikabarkan meninggalkan pertemuan dengan keyakinan bahwa Presiden tidak akan serta-merta menjegal proses akuisisi, meskipun kesepakatan ini akan menciptakan konsolidasi media yang sangat besar.
Sementara itu, dinamika internal di tubuh Warner Bros. juga turut memanaskan proses negosiasi. Laporan Bloomberg juga menyebutkan bahwa CEO Warner Bros. David Zaslav sebenarnya enggan melepas perusahaan tersebut.
Diketahui, Zaslav sempat terkejut ketika Paramount mulai menjajaki opsi akuisisi lebih awal dari perkiraan. Zaslav sebelumnya memprediksi bahwa Ellison akan menunggu hingga Warner Bros. menyelesaikan rencana strategis pemisahan antara bisnis film dan streaming dari jaringan kabel mereka.
Langkah agresif Paramount yang bergerak cepat di luar ekspektasi tersebut memaksa Warner Bros. membuka pintu bagi penawar lain, yang pada akhirnya memicu perang penawaran kompetitif yang dimenangkan oleh Netflix.
Kendati Netflix saat ini berada di atas angin dengan tawaran Rp 1.378 triliun, drama pengambilalihan ini dinilai belum sepenuhnya usai. Laporan tersebut mencatat bahwa Paramount masih memiliki peluang untuk tetap berkompetisi, salah satunya dengan meluncurkan penawaran bermusuhan atau hostile bid.
Jika kesepakatan ini lolos dari hadangan regulator, ini akan menjadi salah satu merger media terbesar dalam sejarah, menggabungkan perpustakaan konten masif Warner Bros. dengan infrastruktur distribusi global milik Netflix. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)
