Bollettieri, Pelatih yang Telurkan Agassi dan Seles, Tutup Usia

6 December 2022, 8:44

NICK Bollettieri, pelatih tenis yang melahirkan sejumlah petenis papan atas dunia seperti Andre Agassi dan Monica Seles meninggal dunia pada Senin (5/12) di usia 91 tahun.

Meski metodenya terkadang kontroversial, akademinya di Florida sukses memproduksi sejumlah nama besar seperti Agassi, Seles, Maria Sharapova, Jim Courier, Anna Kournikova, dan Mary Pierce.

Bollettieri juga pernah menjadi penasehat untuk Venus dan Serena Williams serta Boris Becker.

Baca juga: Serena Williams Mengaku Kesepian Akut Selama jadi Atlet

Rutinitas berat yang hraus dijalani anak-anak dan remaja yang berlatih di akademinya terbukti membuahkan hasil namun juga kritik. Hubungan Bollettieri dengan sejumlah anak asuhnya yang sukses, termasuk Agassi dan Seles, akhirnya memburuk.

“Saya benci berlatih di akademi Bollettieri,” ungkap Agassi.

“Satu-satunya cara untuk keluar dari sana adalah meraih sukses,” lanjutnya.

Namun, Bollettieri menegaskan apa yang dilakukannya berhasil.

“Saya hanya melakukan apa yang harus dilakukan. Tenis bukanlah olahraga untuk anak lemah,” klaim Bollettieri.

Bollettieri lahir di Pelham, New York pada 31 Juli 1931. Dia mempelajari filsafat di sebuah universitas Katolik di Alabama, tempat dia mengaku akhirnya bermain tenis secara rutin.

Setelah bertugas bersama Angkatan Darat (AD) Amerika Serikat (AS) di Korea, Bollettieri kuliah hukum di Miami namun drop out untuk menjadi pelatih tenis profesional.

Di Wisconsin, dia menukangi Brian Gottfried, yang sukses menjadi petenis peringkat tiga dunia pada 1977. Nama Bollettieri pun mulai dikenal.

Pada 1978, dia mendirikan akandemi tenis di Florida dengan Carling Bassett, yang berulang tahun ke-11 pada tahun ini menjadi murid pertamanya.

Bollettieri melatih murid-muridnya dengan keras.

Pada 1980, Sports Illustrated menulis artikel mengenai Bollettieri dengan mengatakan, “Dia akan membuat anak Anda menjadi juara namun mereka pasti tidak akan menyukainya.”

Bollettieri juga menegaskan metode kepelatihannya membangun karakter.

“Saya palung bangga karena anak-anak asuhan saya sukses menjadi orang dewasa. Mereka bukan hanya petenis hebat namun juga pribadi yang hebat. Anda bisa melihat dari segala yang mereka lakukan,” tegasnya kepada tennis.com. (AFP/OL-1)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi