BNPT, BNN, KPK dan PPATK ‘Teriak’ Minta Tambahan Anggaran ke DPR

8 June 2023, 15:07

Jakarta, CNN Indonesia — Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar rapat kerja bersama sejumlah pimpinan lembaga negara guna membahas anggaran untuk 2024 mendatang.
Pada rapat tersebut, sejumlah pimpinan lembaga negara secara terpisah meminta kepada komisi di DPR yang menjadi mitra kerjanya untuk menambah anggaran mereka di tahun 2024.
Salah satu contoh, Komisi III DPR baru menggelar rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada Rabu (7/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keempat pemimpin lembaga negara tersebut kompak mengajukan usul tambahan anggaran kepada para anggota dewan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Berikut daftar lembaga negara yang meminta penambahan anggaran kepada DPR.

BNPT minta anggaran ditambah dua kali lipat
BNPT meminta anggaran untuk tahun 2024 ditambah untuk melancarkan sejumlah program, seperti deradikalisasi sampai pembuatan perwakilan di daerah dan luar negeri.
Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel menilai pagu indikatif yang telah ditetapkan sebesar Rp430 miliar masih kurang, sehingga diajukan usul untuk ditambah Rp456 miliar.
“Usulan pagu anggaran BNPT RI mengajukan inisiatif baru sebesar Rp456.092.523.700. Sehingga apabila disetujui, total usulan anggaran BNPT 2024 menjadi Rp886.239.664.700,” ucap Rycko.
Rycko mengaku BNPT mengalami keterbatasan dalam jumlah personel dan kompetensi. Pelaksanaan program deradikalisasi pun menjadi kurang optimal.
BNPT, kata dia, hanya mampu menangani 246 orang dari total 1.400 mantan narapidana terorisme di seluruh Indonesia. Rycko mengatakan hal itu karena keterbatasan jumlah sumber daya manusia (SDM) dan kompetensi yang tersedia.
Selanjutnya, Rycko juga menyinggung kewajiban BNPT melakukan asesmen terhadap sistem keamanan di obyek vital maupun obyek lain dalam kegiatan nasional dan internasional.
Dengan anggaran yang tersedia, BNPT hanya dapat melaksanakan 20 kali asesmen dalam satu tahun. Sementara itu, jumlah obyek vital yang ada di Indonesia ada sebanyak 1.962 obyek vital.
Menurut Rycko, BNPT membutuhkan perwakilan di daerah sebagai perpanjangan tangan BNPT untuk menjalankan amanat Undang-Undang secara optimal. Hal itu bertujuan untuk membuat program-program terlaksana dengan baik.
Rycko juga mengatakan tugas dan fungsi BNPT menjadi semakin besar usai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 disahkan.
Rycko mengajukan perubahan dalam struktur BNPT, yakni dengan menambah sejumlah deputi yang akan bertugas pada bidang kontra radikalisasi, bidang deradikalisasi, bidang koordinasi antar penegakan hukum dan pemulihan korban dan bidang kerjasama internasional.
“Diperlukan unit pelaksana teknis di daerah yang dibagi menjadi 13 wilayah dari 34 provinsi berdasarkan dengan tantangan dan sebaran daripada paham radikalisme dan terorisme,” jelas Rycko.
“Dan tentunya ditambah empat perwakilan BNPT di luar negeri, yaitu di tempat-tempat dimana ada Warga Negara Indonesia yang tergabung dalam organisasi terorisme internasional, antara lain di Irak, Suriah, kemudian Filipina dan Afganistan. Ditambah tempat perlintasan daripada FTF di wilayah Turki,” sambung jenderal bintang tiga Polri itu.

BNN usul tambah anggaran Rp1,9 T
Kepala BNN Komjen Petrus Reinhard Golose meminta DPR untuk menambah anggaran lembaganya pada 2024 sebesar Rp1,9 triliun.
Petrus memulai paparannya dengan menjabarkan pagu indikatif yang didapatkan BNN di tahun anggaran 2024.
“Postur pagu indikatif tahun anggaran 2024 dengan alokasi anggaran sebesar Rp1.536.522.383.000 yang terdiri dari belanja pegawai 42 persen, belanja operasional barang 27 persen, belanja non operasional 31 persen,” kata Petrus.
Petrus mengklaim bahwa pagu indikatif BNN pada 2024 mengalami penurunan sebesar Rp301,13 miliar atau 16,39 persen dari alokasi anggaran 2023.
Rincian output utama BNN tahun anggaran 2024 di berbagai bidang beserta pengalokasian anggarannya turut dibeberkan dalam rapat.
Mulai dari bidang pencegahan Rp52,3 miliar, pemberdayaan masyarakat Rp57,2 miliar, rehabilitasi Rp82 miliar, pemberantasan Rp133,2 miliar, dan hukum dan kerja sama Rp7 miliar, data dan informasi Rp2,8 miliar,
Selain itu, bidang layanan laboratorium Rp29 miliar, pengembangan sumber daya manusia Rp5 miliar, pengawasan Rp7,7 miliar, kesekretariatan Rp92,2 miliar, belanja pegawai Rp650,9 miliar, dan operasional perkantoran Rp415,6 miliar.
“BNN mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp1.950.077.985.416,” terang jenderal bintang tiga Polri itu.
Petrus juga merinci usulan tambahan anggaran Rp1,9 triliun itu. Mulai dari Advokasi ketahanan keluarga antinarkoba berbasis sumber daya desa dan SMP SMA sederajat yang memperoleh pengembangan soft skill (Rp19,7 miliar); Program Alternative Development pada kelompok masyarakat di kawasan rawan (Rp22,7 miliar); Layanan rehabilitasi, uji sertifikasi dan uji kompetensi jabatan fungsional petugas rehabilitasi (Rp40,7 miliar);
Lalu, Pengadaan peralatan IT dan sarana prasarana pemberantasan (Rp1,71 triliun); Layanan hukum dan kerja sama (Rp8,6 miliar); Penambahan kegiatan penilaian Zona Integritas dan pelaksanaan Reformasi Birokrasi BNN serta pengawasan internal (Rp2,4 miliar); Pengadaan sarana, prasarana, dan kegiatan kesekretariatan (Rp102,3 miliar); Penyusunan Grand Design TIK dan proyeksi prevalensi provinsi (Rp4 miliar);
Selain itu, Pelatihan teknis pemberantasan dan operasionalisasi LSP (Rp6 miliar); Penambahan layanan pemeriksaan uji narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya (Rp1,2 miliar); serta Penyiapan empat satuan kerja baru di wilayah Papua, yakni Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan (Rp30 miliar).
Baca halaman selanjutnya

KPK dan PPATK

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi