Bisnis Tahu Hidupi Keluarga Mardi

12 March 2024, 23:30

Produsen tahu(MI/M. Ilham Ramadhan Avisena)

WAJAH Mardi, 55, semringah ketika ditanya mengenai pekerjaannya sebagai perajin tahu. Sebab, dari pekerjaannya itu ia mampu menghidupi keluarganya dan mampu menyekolahkan kedua anaknya.
Mardi memulai usaha sebagai pembuat tahu sejak 1998 di Cipayung, Jakarta Timur. Mengolah kedelai menjadi tahu bukan barang baru baginya. Sebab, sedari umur 13 tahun Mardi sudah membantu orang tuanya memproduksi tahu di Cipinang, Jakarta Timur.
“Kecil saya di Cipinang, suka bantu bapak produksi tahu. Jadi dari umur 13 tahun saya sudah mulai (usaha) di tahu ini,” kata Mardi saat ditemui di tempat produksi tahu miliknya, Jumat (8/3).
Baca juga : Indonesia Diminta Cek Kualitas Produk Tiongkok dalam Proyek Nasional
Berbekal pengalamannya berbisnis tahu, Mardi memberanikan diri memproduksi tahu secara mandiri. Awalnya ia hanya memproduksi tahu di kisaran 25 kg hingga 30 kg per hari.
Ia yang semula memproduksi tahu seorang diri akhirnya memutuskan untuk menambah tenaga dengan mempekerjakan orang. Setidaknya ia sempat memiliki dua orang karyawan untuk membantunya memproduksi tahu.
Tak hanya memproduksi, Mardi hingga saat ini masih menjajakan tahunya sendiri ke pasar hingga penjual gorengan. Biasanya, pada pagi hari ia membawa tahu mentah ke pasar-pasar untuk dijual. Baca juga : Syarat dan Langkah Pengajuan Pinjaman Pensiun Kopnuspos
Selepas dari pasar, ia kembali melanjutkan produksi tahu di tempatnya dan kembali membawa tahunya di sore hari untuk dijual ke warung kopi, hingga penjual gorengan. Wilayah Mardi biasa menjual tahunya ialah di sekitaran Lubang Buaya hingga Kampung Rambutan.
“Jadi sekarang ini saya sudah ada pelanggan tetap. Pelanggan itu kurang lebih ada 40. Itu per hari, jadi produksinya biasanya sama,” terang Mardi.
Saat ini Mardi memproduksi tahu hingga 50 kg per hari. Jumlah itu menurutnya masih lebih sedikit dibanding total produksi sebelum pandemi covid-19 merebak. Produksi tertinggi yang pernah ia hasilkan dalam sehari mencapai 100kg. Baca juga : Anak Dibunuh Ibu Kandung Dimakamkan di TPU Kranji Bekasi
Namun selepas pandemi covid-19, pesanan tahu sedikit berkurang dan membuat Mardi mau tak mau juga mengurangi jumlah produksinya. Jumlah karyawan pun dengan berat hati harus dikurangi oleh Mardi untuk efisiensi biaya produksi.
Dengan produksi tahu rerata 50 kg per hari, Mardi dibantu dengan istrinya mampu mengantongi laba bersih sekitar Rp300 ribu per hari. Dus, secara rerata dalam satu bulan, pendapatan bersih Mardi dari memproduksi dan menjual tahu berada di kisaran Rp9 juta. Nilai itu menurutnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dari pendapatannya itu pula Mardi bisa membuat kedua anaknya menyelesaikan pendidikan. Salah satu anaknya saat ini ada yang memiliki bengkel motor dan satu anak lainnya saat ini bekerja di lembaga asuransi sosial pemerintahan. Baca juga : Produksi Industri Jerman Pulih pada Januari
“Sekarang kita tetap fokus produksi tahu aja, yang penting sekarang bisa bertahan dulu. Jadi usaha ini memang harus ulet,” kata Mardi.
Dia tak menampik, kelangsungan bisnis tahunya selama ini juga didukung oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang memberikan permodalan. Mardi telah menjadi nasabah BRI sejak 2011 dan memperoleh suntikan modal Rp30 juta pada saat awal pengajuan.
Modal tersebut, kata Mardi, amat membantu usahanya. Ia tak berkilah hasil yang diraih saat ini berkat dukungan yang diberikan oleh BRI. Konsistensi dukungan itu terus berlanjut. Teranyar, pada Januari 2024 Mardi mendapatkan modal tambahan senilai Rp25 juta untuk menjalankan bisnisnya. Baca juga : Sambut Ramadan, PT Utama Bersihkan Masjid secara Gratis
Mardi yang merupakan nasabah Kupedes mengaku tak menemui kendala berarti dalam proses pengajuan pinjaman. Ia pun merasa beruntung karena kerabatnya merekomendasikan BRI pada 2011 silam.
Kupedes merupakan salah satu produk pinjaman yang dimiliki BRI. Itu merupakan kredit dengan bunga bersaing yang bersifat umum untuk semua sektor ekonomi, ditujukan untuk individual (badan usaha maupun perorangan) yang memenuhi persyaratan dan dilayani di seluruh BRI Unit dan Teras BRI.
Komitmen Beri Pendampingan
Kepala Kantor Unit Cipayung BRI Husnul Fuad mengatakan, di wilayah unit kerjanya terdapat 1.898 debitur. Dalam dua bulan pertama di tahun ini, nilai pinjaman yang telah disalurkan oleh BRI Unit Cipayung mencapai Rp79,165 juta. Baca juga : Ekspansi Bisnis Lewat Akuisisi Gedung Perkantoran Senilai Rp100 Miliar
Fuad mengatakan, setidaknya ada tiga klaster usaha yang mendominasi pinjaman di unit kerjanya, yakni klaster tahu, klaster tempe, dan klaster bakso aci. Klaster tahu, tempat Mardi berproduksi, disebut menjadi yang paling besar dari tiga klaster yang ada.
“Di BRI itu ada UMKM naik kelas, ada pendampingan nasabah mulai dari produksi, packaging, sampai dengan proses cara pemasarannya. Itu ada pendampingan dari BRI, setiap 3-6 bulan sekali,” terang Fuad.
“Dari kantor wilayah datang ke sini untuk menyosialisasikan kepada nasabah, mulai dari packaging dan lain-lainnya. Di sini cara produksinya, lalu legalitas usaha, dan cara mempromosikan di media sosial,” lanjutnya. Baca juga : Tiga Ruko di Cakung Jakarta Timur Ludes Terbakar
Fuad menambahkan, nilai pinjaman yang ditawarkan BRI kepada nasabah Kupedes ialah berkisar Rp500 ribu hingga Rp500 juta. Proses pengajuan terbilang mudah dan tak memakan waktu lama. Bunga pinjaman juga relatif kecil, yakni 0,6% per bulan.
Lebih lanjut, Fuad menyampaikan, pihaknya akan terus membiayai sektor-sektor UMKM, utamanya di wilayah Cipayung, Jakarta Timur. Terlebih, BRI sekarang ini telah menjadi induk holding Ultramikro (UMi) yang fokus pada unit usaha skala ultramikro dan mikro.
“Kami akan terus mendorong peningkatan kapabilitas pengusaha dan usahanya. Melalui holding atau sinergi ekosistem UMi antara Pegadaian, PNM dan BRI, diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi masyarakat ultramikro,” terang Fuad. Baca juga : Inflasi masih Kaku akan Pertahankan Suku Bunga Zona Euro
Hal itu, lanjutnya, dilakukan dengan memperluas jaringan Unit Co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro) dan memperdalam layanan produk dan jasa keuangan formal yang semakin lengkap.
Selain itu, Holding UMi memastikan pelaku usaha ultra mikro memiliki pengetahuan, kemampuan dan kesempatan akses layanan keuangan yang adil dan inklusif sehingga dapat mendorong pelaku usaha ultramikro naik kelas.
Sementara dikutip dari siaran pers, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan perseroan telah memiliki strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit secara agresif di tahun 2024.
“Kalau tahun 2023 lalu BRI tumbuh kreditnya 11,2%, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024, yakni 10-11% dari nominal ribuan triliun, jadi cukup besar,” kata dia.
“Strateginya, BRI akan tetap fokus di UMKM, kami sudah canangkan go smaller, yakni masuk ke segmen ultra mikro. Oleh karena itu Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru,” pungkas Sunarso. (Mir/Z-7)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi