Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan solusi dua negara merupakan cara yang tepat untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Hal tersebut dia ungkapkan lewat sebuah cuitan di X (dulu Twitter).
“Solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan jangka panjang bagi rakyat Israel dan Palestina,” kata Joe Biden pada Selasa (28/11) pagi waktu Indonesia.
“Untuk memastikan warga Israel dan Palestina hidup dengan bebas dan martabat yang setara, kami tidak akan menyerah dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut,” pungkasnya.
Solusi dua negara atau two-state solution pertama kali dicetuskan oleh Komisi Peel pada 1937. Komite ini mengusulkan pembentukan negara Yahudi dan Arab untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Namun, setelah perang Israel-Arab pada 1948 berahir pada kemenangan di pihak Negeri Zionis. Arab pun mengenang hari itu sebagai Hari Nakba.
Gagasan solusi dua negara ini tidak berujung pada terciptanya kesepakatan di antara kedua negara hingga hari ini.
[Gambas:Twitter]
Sementara itu, gencatan senjata antara pasukan Israel dengan kelompok Hamas resmi diperpanjang hingga dua hari terhitung sejak Selasa (28/11) dini hari waktu setempat.
Joe Biden sebelumnya mengatakan pemerintahnya mendukung perpanjangan gencatan senjata di Gaza ketika Israel dan Hamas menyepakati hal tersebut selama empat hari.
Gencatan senjata pertama antara militer Israel dan kelompok Hamas berlaku setelah pasukan Zionis melakukan agresi di Palestina selama 50 hari. Gencatan senjata itu berlangsung pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.
Biden mengatakan pihaknya mau memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan pembebasan para sandera secara aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil.
Dalam sambutannya di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap “terlibat secara pribadi untuk memastikan bahwa kesepakatan ini diimplementasikan secara penuh dan bekerja untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.”
Setelah gencatan senjata diperpanjang, Israel telah membebaskan tambahan 33 warga Palestina yang menjadi tahanan di beberapa penjara. Beberapa di antaranya dari Damon, Mgiddo, Ofer, Ktzi’ot, Ramon, dan Nafha.
Sementara, Hamas juga membebaskan 11 sanderanya sebagai bagian dari kesepakatan perpanjangan gencatan senjata.
Dikutip CNN, Hamas sejauh ini telah membebaskan 69 dari total sekitar 200 sandera. Sementara itu, Israel telah membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang menjadi tahanan, mayoritas perempuan dan anak-anak.
(pra/pra)