Berstatus Juara Bertahan Australia Terbuka, Sabalenka Merasa Terbebani

2 January 2024, 12:00

ARYNA Sabalenka mengaku merasakan tekanan setelah melakukan terobosan pada 2023 dengan mengklaim gelar Grand Slam perdananya di Australia Terbuka. Tetapi, pola pikir baru membantunya untuk menghadapi hal tersebut.

Petenis berusia 25 tahun itu juga menjadi runner-up di Amerika Serikat (AS) Terbuka dan mencapai semifinal Wimbledon serta Roland Garros dalam perjalanannya menjadi peringkat satu dunia.

Saat ini, dia berada di peringkat kedua dunia di belakang Iga Swiatek. Sabalenka menjadi unggulan teratas pada pembukaan musim Brisbane International, yang dimulai Minggu (31/12).

Baca juga: Lakukan Comeback, Osaka Berusaha Lebih Santai

Dia mengatakan telah bekerja keras selama pramusim dalam upaya untuk menjadi petenis perempuan yang memenangi Australia Tebruka berturut-turut setelah rekan senegaranya Victoria Azarenka pada 2012 dan 2013.

Namun, dia mengaku merasakan tekanan tambahan sebagai juara bertahan di Melbourne Park.

“Tahun lalu, saya melakukan pekerjaan luar biasa, itu tidak mudah untuk dilakukan,” kata Sabalenka, dikutip Selasa (2/1).

Baca juga: Swiatek Pastikan Polandia Tekuk Spanyol di United Cup

“Musim ini tidak akan mudah. Hanya dengan memikirkan hal seperti ini di benak Anda, benar-benar memiliki gelar untuk dipertahankan, sebenarnya tidak mudah.”

“Saya berusaha untuk tidak memberikan tekanan pada diri saya sendiri. Saya hanya berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin — itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terutama dengan Grand Slam,” lanjut petenis Belarus itu.

Sabalenka berhasil membuat 2023 menjadi tahun yang luar biasa karena perubahan sikap yang ia lakukan.

“Saya menerima kenyataan bahwa saya bisa kalah, bahwa semua orang bisa tampil dan mengalahkan saya jika saya tidak menampilkan permainan terbaik saya,” kata Sabalenka.

“Menerima fakta itu memberi Anda lebih banyak keyakinan dan Anda lebih tenang di lapangan pada saat-saat krusial.”

“Hal yang terburuk, apa yang terjadi? Saya akan kalah di Grand Slam, kehilangan beberapa poin, dan peringkat saya turun sedikit.”

“Tetapi masih banyak turnamen yang akan datang. Saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk bisa tampil di Grand Slam lain atau turnamen lain.”

“Itu sebabnya saya menyukai pola pikir saya, Anda bisa mengalahkan saya, tapi saya akan mempersiapkan setiap pertandingan dan memiliki peluang besar untuk memenangi pertandingan demi pertandingan, mungkin untuk mengangkat trofi,” imbuhnya.

Sabalenka mendapat bye di putaran pertama di Brisbane dan akan melawan petenis Italia Lucia Bronzetti atau petenis AS Ashlyn Krueger di babak kedua. (Ant/Z-1)

ARYNA Sabalenka mengaku merasakan tekanan setelah melakukan terobosan pada 2023 dengan mengklaim gelar Grand Slam perdananya di Australia Terbuka. Tetapi, pola pikir baru membantunya untuk menghadapi hal tersebut.

Petenis berusia 25 tahun itu juga menjadi runner-up di Amerika Serikat (AS) Terbuka dan mencapai semifinal Wimbledon serta Roland Garros dalam perjalanannya menjadi peringkat satu dunia.

Saat ini, dia berada di peringkat kedua dunia di belakang Iga Swiatek. Sabalenka menjadi unggulan teratas pada pembukaan musim Brisbane International, yang dimulai Minggu (31/12).

Baca juga: Lakukan Comeback, Osaka Berusaha Lebih Santai

Dia mengatakan telah bekerja keras selama pramusim dalam upaya untuk menjadi petenis perempuan yang memenangi Australia Tebruka berturut-turut setelah rekan senegaranya Victoria Azarenka pada 2012 dan 2013.

Namun, dia mengaku merasakan tekanan tambahan sebagai juara bertahan di Melbourne Park.

“Tahun lalu, saya melakukan pekerjaan luar biasa, itu tidak mudah untuk dilakukan,” kata Sabalenka, dikutip Selasa (2/1).

Baca juga: Swiatek Pastikan Polandia Tekuk Spanyol di United Cup

“Musim ini tidak akan mudah. Hanya dengan memikirkan hal seperti ini di benak Anda, benar-benar memiliki gelar untuk dipertahankan, sebenarnya tidak mudah.”

“Saya berusaha untuk tidak memberikan tekanan pada diri saya sendiri. Saya hanya berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin — itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terutama dengan Grand Slam,” lanjut petenis Belarus itu.

Sabalenka berhasil membuat 2023 menjadi tahun yang luar biasa karena perubahan sikap yang ia lakukan.

“Saya menerima kenyataan bahwa saya bisa kalah, bahwa semua orang bisa tampil dan mengalahkan saya jika saya tidak menampilkan permainan terbaik saya,” kata Sabalenka.

“Menerima fakta itu memberi Anda lebih banyak keyakinan dan Anda lebih tenang di lapangan pada saat-saat krusial.”

“Hal yang terburuk, apa yang terjadi? Saya akan kalah di Grand Slam, kehilangan beberapa poin, dan peringkat saya turun sedikit.”

“Tetapi masih banyak turnamen yang akan datang. Saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk bisa tampil di Grand Slam lain atau turnamen lain.”

“Itu sebabnya saya menyukai pola pikir saya, Anda bisa mengalahkan saya, tapi saya akan mempersiapkan setiap pertandingan dan memiliki peluang besar untuk memenangi pertandingan demi pertandingan, mungkin untuk mengangkat trofi,” imbuhnya.

Sabalenka mendapat bye di putaran pertama di Brisbane dan akan melawan petenis Italia Lucia Bronzetti atau petenis AS Ashlyn Krueger di babak kedua. (Ant/Z-1)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi