Mojokerto (beritajatim.com) – Dalam rangka Hari Bumi, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melakukan penandatangan kerjasama strategis bersama Rekosistem (PT Khazanah Hijau Indonesia), perusahaan start-up climate-tech dan ekonomi sirkular di Pendopo Sabha Kridatama Rumah Rakyat. Kerjasama strategis tersebut berupa pengelolaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Magersari.
Kerjasama ini dilakukan untuk mewujudkan Kota Mojokerto menuju Zero Waste. Perjanjian MoU juga bersama Konsorsium Perusahaan Jepang di Indonesia, dalam naungan Japan Clean Ocean Material Alliance (CLOMA), yang meliputi Ajinomoto, Marubeni, Panasonic, Unicharm dan Yakult serta didukung Japan International Cooperation Agency (JICA).
Pejabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro mengatakan, pengeloaan sampah memang begitu kompleks dan masih kurangnya kesadaran masyarakat. “Sehingga diharapkan dengan penandatangan kerjasama strategis antara Lembaga Pemerintah, sektor swasta (Jepang) dan Rekosistem adalah langkah besar. Dalam perjalanan kami menuju pengelolaan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan di Kota Mojokerto,” jelasnya, Senin (22/4/2024).
Kerjasama rekosistem yang diinisiasi oleh Pemkot Mojokerto ini adalah yang pertama kalinya di Jawa Timur. Mekanisme rekosistem, yakni pengelolaan TPST Magersari milik Pemkot Mojokerto. Rekosistem akan menerima sampah yang dikumpulkan dari kawasan kota, lalu dilakukan pemilahan, pendataan dan pemulihan material dengan pendekatan ekonomi sirkular demi peningkatan angka daur ulang di Kota Mojokerto.
Pada tahun pertama, TPST Magersari akan fokus menangani klien yang sudah terkumpul saat ini. Operasional dari segi metodologi dengan prinsip keberlanjutan dan kapasitasnya akan diperluas secara organik Ditargetkan TPST Magersari berukuran 1940 meter persegi dan kapasitas mencapai lebih dari 1.800 ton per tahun, dengan tingkat daur ulang anorganik (recycling rate) sebesar 30 persen.
“Melalui TPST Magersari, kami berharap dapat mencapai tingkat daur ulang yang lebih tinggi dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan pertumbuhan ekonomi kota kami. Kota Mojokerto menghasilkan sampah sekitar 82 ton per hari dan Kecamatan Magersari menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Mojokerto,” ucapnya.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup 2022, Provinsi Jawa Timur menduduki posisi peringkat kedua di Indonesia, sebagai penghasil sampah terbesar dengan total produksi sampah mencapai 5 juta ton sampah. Kerjasama rekosistem dapat mengedukasi masyarakat dalam menjaga lingkungan, terutama pemilahan dan pengolahan sampah.
“Kita sama-sama sepakat lima tahun kedepan Kota Mojokerto harus Zero Waste, dan PT Khazanah Hijau Indonesia sedang memformulasikan skedul seperti apa. Saya berharap disampaikan ke para kandidat, permasalahan kedepan tidak hanya inflasi, stunting, kemiskinan ekstrem tapi sampah sesuatu yang harus kita tangani dengan baik. Karena tantangan ini nyata,” tuturnya.
Masih kata Mas Pj (sapaan akrab, red), rekosistem tidak hanya memunculkan sebuah ekosistem soal lingkungan penanganan sampah berkelanjutan. Tetapi juga dapat bernilai ekonomi bagi masyarakat maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Mojokerto. Pemkot Mojokerto telah menjadi kerja sama dengan perusahaan asal Jepang dalam rekosistem.
“Paling kita harapkan masyarakat terkena dampak, punya tambahan penghasilan. Terakhir ada kontribusi terhadap PAD Kota Mojokerto. Pada prinsipnya ini adalah kolaborasi, inovatif dan sinergi antar semua elemen untuk penanganan sampah di Kota Mojokerto. Jadi nanti akan dipilah sehingga mengurangi beban di TPA. Nanti di TPA juga akan menjadi lahan Hijau dan pengolahan sampah yang bersahabat dengan lingkungan dan berkelanjutan,” paparnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto, Amin Wachid menambahkan kerjasama tersebut untuk meningkatkan tingkat daur ulang anorganik dan bertujuan untuk mengajak lebih banyak masyarakat Mojokerto untuk berkontribusi dan bersama mengurangi emisi karbon. Sehingga menciptakan gaya hidup baru yang berbasis prinsip berkelanjutan serta kesadaran akan tanggung jawab setiap individu atas produk pasca konsumsinya.
“Sekaligus meningkatkan laju daur ulang kota untuk mengurangi volume sampah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kami berkomitmen untuk menghadirkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di Kota Mojokerto melalui TPST Magersari. Kerjasama ini membuka peluang baru untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah,” harapnya.
Sekaligus, lanjut mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) ini, memberikan edukasi masyarakat akan pentingnya ekonomi sirkular dan pemilahan sampah. Pihaknya percaya melalui langkah-langkah tersebut dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Co-Founder dan Chief Operating Officer Rekosistem, Joshua Valentino mengatakan, melalui campur tangan Rekosistem berbasis digital, teknologi digital akan diimplementasikan di TPST Magersari. “Untuk mengumpulkan, meningkatkan daur ulang, melaporkan data yang komprehensif, serta melakukan pemantauan secara real-time. TPST ini akan dilengkapi sensor IoT dan integrasi Machine Learning untuk meningkatkan analisis dan optimalisasi sistem,” tambahnya.
Sementara itu, Co-Founder dan Chief Executive Officer Rekosistem, Ernest Layman menyambut secara positif kerjasama pengelolaan sampah di Kota Mojokerto. Apalagi kolaborasi yang dilakukan antara pemerintah dan sektor swasta menjadi wujud kesadaran kolektif dalam mendorong perencanaan, dan penerapan tata kelola manajemen sampah yang lebih ideal, melalui pendekatan ekonomi sirkular dan
waste-to-energy.
“Kami sangat senang menjadi bagian dari kerjasama ini untuk mengelola sampah di Kota Mojokerto melalui TPST Magersari. Ke depannya, Rekosistem berharap dapat mengelola seluruh TPS di Kota Mojokerto dan mewujudkan ekosistem berkelanjutan,” ucapnya.
Clean Ocean Material Alliance (CLOMA) yang terdiri dari perusahaan-perusahaan ternama seperti Ajinomoto, Marubeni, Panasonic, Yakult, Unicharm, dan JICA turut berkolaborasi dalam upaya
penanganan masalah pengelolaan sampah di Kota Mojokerto. Konsorsium Perusahaan Jepang ini tidak hanya memberikan dukungan secara finansial.
TPST Magersari juga mendapat akses dalam mengadopsi pendekatan yang dilakukan para konsorsium perusahaan jepang ini yang telah terbukti sukses dalam mengatasi tantangan serupa dalam pengelolaan sampah di Jepang. TPS di Kota Mojokerto dinilai belum optimal beroperasi sehingga TPST Magersari menjadi salah satu upaya strategis untuk mengurangi timbulan sampah yang berakhir di TPA.
Rekosistem berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pengelolaan sampah dan pemulihan material demi menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Kolaborasi antara Rekosistem, Lembaga Pemerintahan & Sektor Swasta menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara ketiga sektor menjadi kunci utama dalam mencapai target Net Zero Emissions Indonesia melalui pengurangan emisi karbon dengan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.
Pada acara penandatangan kerjasama strategis ini, turut hadir Konsulat Jenderal dari Kedutaan Besar Jepang dan Perwakilan Konsorsium Perusahaan Jepang, Kepala Bagian (Kabag) terkait, Camat Magersari, Camat Kranggan, Camat Prajurit Kulon dan Kepala Kelurahan (Lurah) Magersari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. [tin/kun]