Berkebun, Jalan Ali Mufthi Belajar Makna Kesabaran

Berkebun, Jalan Ali Mufthi Belajar Makna Kesabaran

Surabaya (beritajatim.com) – Kesibukan politik di Senayan dan padatnya agenda partai di Jawa Timur tak membuat Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Ali Mufthi, kehilangan ruang untuk menekuni hobinya: berkebun. Di sela jadwal yang padat, ia tetap menyempatkan diri menengok kebun buah-buahannya yang kini mulai berbuah.

Di lahan hijau miliknya tumbuh berbagai tanaman tropis seperti cempedak dan alpukat. Dengan wajah penuh semangat, Ali menelusuri satu per satu pohon yang ia tanam dan rawat sendiri.

“Alhamdulillah, sudah mulai berbuah. Nanti kalau sudah matang, kita nikmati bareng-bareng,” ujarnya dalam unggahan di media sosial yang disambut hangat oleh warganet.

Unggahan yang dibagikan melalui akun Facebook pribadinya itu langsung menyita perhatian publik. Dalam waktu singkat, postingan tersebut dibanjiri komentar positif yang menyoroti sisi humanis dari sosok Ketua DPD Golkar Jatim itu.

Salah satunya datang dari akun @Masrul Harianto yang menulis, “Panggah mantab, suasana kebun yang tenang dan asri mampu memberikan efek relaksasi yang efektif, apalagi pas panen. Hem… bisa mendadak nyidam haha.”

Respons positif tersebut menunjukkan bagaimana publik melihat sisi lain dari seorang politisi yang selama ini identik dengan urusan rapat dan kebijakan. Di kebunnya, Ali Mufthi tampil apa adanya — menikmati udara segar, aroma tanah basah, dan makna sederhana dari proses menanam.

“Kalau politik itu dunia pikiran dan strategi, berkebun adalah ruang hati,” ujarnya.

Bagi Ali, berkebun bukan sekadar pelarian dari rutinitas, melainkan cermin kehidupan. Ia memaknai setiap daun yang tumbuh dan buah yang matang sebagai pelajaran tentang kesabaran, keberlanjutan, dan kerja keras. Seperti halnya dalam politik, ia percaya bahwa apa yang ditanam dengan niat baik dan dirawat dengan sungguh-sungguh akan berbuah kebaikan bagi banyak orang.

“Di tengah kerasnya dinamika politik, kebun menjadi ruang untuk kembali belajar bahwa, memimpin bukan hanya soal berbicara dan memutuskan, tetapi juga menanam, menunggu, dan menjaga kehidupan agar terus tumbuh,” pungkasnya. [beq]