Jakarta: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu, Nusa Tenggara Timur (NTT), dinilai memberikan efek positif terhadap akses listrik yang membuat pendidikan di daerah terpencil menjadi lebih maju.
“Dulu saat listrik belum stabil, anak-anak kami terpaksa belajar dengan lampu minyak yang redup, bahkan terkadang kami harus menggunakan generator diesel yang hanya dapat menyala sebentar,” kata Hendrik K. Epol, warga Desa Lungar, Kecamatan Satar Mese, Manggarai, NTT, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 4 Desember 2024.
Tantangan energi yang terjadi selama ini di Desa Lungar, Kecamatan Satar Mese, Flores, telah menghambat anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal tersebut, lanjut Hendrik, membuat anak-anak kesulitan dalam belajar di malam hari karena tidak memperoleh pencahayaan yang cukup.
“Kehadiran PLTP Ulumbu membuat listrik menjadi lebih stabil mengalir di desa kami. Tidak ada lagi kami melihat anak-anak yang belajar di depan lilin. Sebelumnya mata mereka pasti tertuju ke arah cahaya, dan setiap kali menghadap ke lilin, asapnya pasti mengenai wajah, jadi hitam semua (wajah),” ungkap Hendrik.
Namun, kehadiran PLTP Ulumbu mulai mengubah situasi tersebut dan memberikan kehidupan yang lebih layak kepada warga lokal. Kehadiran listrik di desa telah mengubah kehidupan masyarakat, terutama dalam mendukung pendidikan anak-anak.
“Karena yang kami inginkan selama ini, sudah di tanggal 20 September 2024 kemarin, sudah mulai terang di kampung kami lewat PLTP, listrik dari pemerintah,” tambah dia.
Listrik mengalir ke Pegunungan Poco Leok
Sebagai informasi, pada 20 September 2024 lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah listrik mengalir di Pegunungan Poco Leok. Beberapa rumah warga dan rumah gendang mano dan gendang cako bisa menikmati energi listrik.
Masyarakat menyambutnya dengan penuh suka cita dengan merayakannya dalam pesta adat congko longkap. Pesta adat ini sekaligus menjadi tonggak sejarah baru di gendang Mano, merayakan sentuhan energi listrik yang bersumber dari tanah mereka sendiri.
PLTP yang telah beroperasi sejak 2011 memanfaatkan panas bumi di kawasan Ulumbu untuk menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 4 x 2,5 megawatt (MW). Energi yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan desa Wewo, tetapi juga mengalir hingga ke Kota Ruteng, memberikan stabilitas listrik yang sebelumnya sulit didapat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)