Benarkan Merkurius, Venus, dan Saturnus Sejajar Sempurna di Atas Piramida Giza?

Benarkan Merkurius, Venus, dan Saturnus Sejajar Sempurna di Atas Piramida Giza?

Bisnis.com, JAKARTA— Sebuah unggahan foto yang mengklaim tiga planet sejajar di atas Piramida Giza kembali viral di media sosial. Gambar itu menampilkan tiga piramida di Giza, Mesir, dengan tiga objek langit berjajar lurus di atasnya. 

Narasinya menyebut Merkurius, Venus, dan Saturnus sedang “sejajar sempurna” dengan piramida dan peristiwa tersebut diklaim hanya terjadi sekali setiap 2.373 tahun. Namun dapat dipastikan bahwa foto tersebut adalah hoaks. 

Melansir laman USA Today, foto serupa sudah pernah muncul pada 2021 dan dipakai di berbagai blog serta unggahan berbahasa lain. Klaim tersebut sempat dikaitkan dengan tanggal 3 Desember 2012, menjelang “akhir kalender Maya”. Kini, hampir satu dekade kemudian, gambar itu kembali viral. Pada 10 November 2025, akun X @CMDRVALTHOR kembali mengunggah gambar tersebut dan sudah ditonton 564,5 ribu kali.

Caroline Simpson, profesor astronomi dari Florida International University, menegaskan hal tersebut mustahil. Menurut dia, Merkurius, Venus, dan Saturnus bisa terlihat di langit bersamaan hampir setiap tahun, bukan ribuan tahun sekali.

Foto yang beredar juga memperlihatkan ketiga objek langit dengan tingkat kecerahan yang sama, padahal masing-masing planet memiliki kecerahan berbeda.

Simpson menjelaskan, jika merujuk tanggal 3 Desember 2012, ketiga planet justru berada di langit pada siang hari. Artinya, mustahil terlihat seperti dalam foto yang seolah menampilkan pemandangan malam.

Sebelumnya, Pada 21 September atau 22 September waktu Indonesia, Matahari, Bumi, dan Saturnus akan membentuk garis lurus.

Selama oposisi, Saturnus akan tampak paling besar dan paling terang karena planet ini akan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. Seperti halnya bulan purnama, Saturnus akan tampak sepenuhnya diterangi oleh sinar Matahari karena posisinya relatif terhadap Matahari.

Peristiwa ini hanya terjadi sekali setiap 378 hari, jadi Anda tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk melihatnya.

Saat Saturnus mencapai oposisi, kondisi pengamatan akan ideal. Pada 21 September, Bulan akan berada dalam fase barunya, sehingga cahaya Bulan tidak akan mengancam untuk mengaburkan objek di langit malam.

Dilansir dari livescience, untuk membuat kondisi pengamatan ini lebih baik, amati Saturnus jauh dari sumber cahaya buatan, yang dapat mengaburkan objek di langit malam dan mempersulit pengamatan langit. Anda juga perlu memberikan waktu 15 hingga 30 menit agar mata Anda menyesuaikan diri dengan kegelapan sebelum memulai pengamatan. Jika Anda harus menggunakan senter, pilihlah cahaya merah, bukan cahaya putih, untuk menjaga penglihatan malam Anda.

Saturnus akan muncul di bagian bawah rasi bintang Pisces. Karena planet bercincin ini cukup terang, ia mudah terlihat di langit malam. Namun, jika Anda memerlukan bantuan untuk menemukan Saturnus, Anda dapat menggunakan aplikasi pengamatan langit seperti Stellarium.

Cara terbaik untuk mengamati Saturnus adalah melalui teropong pengamatan langit atau teleskop rumah. Melalui peralatan pengamatan langit, Anda dapat mengamati cincin Saturnus yang menakjubkan, yang mengalami pencerahan dramatis yang dikenal sebagai efek Seeliger.