Kediri (beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kediri terus mengembangkan program pembinaan kemandirian warga binaan melalui sektor pertanian. Sebanyak lima warga binaan pemasyarakatan (WBP) memulai kegiatan penanaman terong di lahan Sistem Asimilasi Edukasi (SAE) dengan pendampingan langsung dari petugas.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian persiapan yang dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya. Lahan terlebih dahulu diolah secara intensif, dibersihkan dari gulma, kemudian dibentuk bedengan rapi sesuai standar budidaya hortikultura.
Setelah itu, lahan diperkaya dengan pupuk kandang matang untuk menjaga kesuburan tanah. Tahap berikutnya adalah persemaian benih terong yang ditanam dalam plastik kecil. Hanya bibit sehat dengan empat hingga lima helai daun sejati yang kemudian dipilih untuk dipindahkan ke lahan terbuka.
Momentum pindah tanam berlangsung hari ini dengan penataan barisan bibit sesuai jarak tanam yang dianjurkan. Penataan tersebut tidak hanya memastikan tanaman mendapat sinar matahari merata, tetapi juga memudahkan perawatan pada fase pertumbuhan berikutnya.
Kalapas Kediri, Solichin, menegaskan bahwa program ini tidak semata menghasilkan panen, tetapi juga menjadi sarana pembinaan yang bernilai konstruktif.
“Kami ingin para WBP mendapatkan pengalaman langsung mengelola pertanian, sehingga kelak bisa menjadi bekal keterampilan ketika kembali ke masyarakat,” tegasnya, pada Rabu, 3 September 2025.
Melalui keterlibatan aktif lima WBP di setiap tahap, program pertanian SAE diharapkan mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab, kebersamaan, serta membentuk mental dan kemandirian.
Prinsip pertanian ramah lingkungan juga menjadi pijakan utama dalam setiap kegiatan, sehingga memberikan manfaat optimal sekaligus pembelajaran praktis bagi para warga binaan. [nm/but]
