Begini Ramalan Soal Tren Smartphone pada 2026

Begini Ramalan Soal Tren Smartphone pada 2026

Bisnis.com, JAKARTA— Seiring meningkatnya persaingan dan meluasnya adopsi kecerdasan buatan (AI) dalam industri ponsel, tahun 2026 diperkirakan akan menjadi momentum pergeseran besar dalam diferensiasi produk smartphone.

Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji menilai perangkat pada tahun depan tidak lagi bertumpu pada kekuatan hardware semata, melainkan pada kapabilitas software dan AI yang semakin matang.

“Dari yang saya amati, 2026 akan menjadi tahun dimana perangkat smartphone akan hadir karena faktor pembeda dari perangkat lunak,” kata Aryo kepada Bisnis pada Sabtu (6/12/2025).

Menurut dia, personalisasi AI akan menjadi sorotan utama. Teknologi tersebut akan mampu mempelajari kebiasaan pengguna dan menyesuaikan performa perangkat secara otomatis.

Dia menilai kondisi ini memiliki dua sisi: para produsen akan berlomba mengembangkan AI mereka, tetapi biaya pengembangannya tidak murah. Aryo juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa harga perangkat bisa meningkat di masa depan, terutama dengan potensi kelangkaan memori yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi AI.

Selain itu, tren tersebut dinilai akan mendorong standar baru untuk kapasitas baterai smartphone.

“Berkaitan dengan AI, ke depan memang tren standar smartphone akan membawa baterai besar yang dioptimasi oleh AI, tidak heran jika ke depan baterai 6000 mAh, 7000 mAh bahkan lebih akan hadir di setiap lini produk,” tuturnya.

Integrasi ekosistem juga diperkirakan menjadi strategi kunci berbagai vendor. Aryo menyebut produsen akan semakin mendorong konektivitas antarperangkat, mulai dari smartwatch hingga perangkat smart home. 

Industri pun akan menghadapi tekanan untuk memproduksi perangkat yang lebih ramah lingkungan dan memanfaatkan material daur ulang. Aryo menambahkan smartphone ke depan juga kemungkinan akan dilengkapi sensor kesehatan yang lebih canggih dan terintegrasi dengan layanan kesehatan digital.

Aryo turut menyoroti dinamika pasar smartphone sepanjang 2025 sebagai pijakan menuju tren 2026. Menurut dia, tahun ini harga smartphone semakin terjangkau dengan spesifikasi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Fitur AI yang sebelumnya hanya hadir di ponsel flagship kini mulai merambah kelas menengah.

“Kelas mid-range kini sudah mulai integrasi AI untuk kamera, battery management, dan produktivitas,” kata Aryo.

Dia juga menilai kesadaran konsumen terhadap kapasitas baterai meningkat signifikan.

Konsumen kini memandang baterai 5000 mAh sebagai standar baru, bahkan di kelas entry-level, sementara kapasitas 7000 mAh telah menjadi pencapaian untuk perangkat mid-level hingga flagship.

Dari sisi jaringan, adopsi 5G di Indonesia dinilai masih terbatas pada kawasan tertentu.

“Di Indonesia, 5G masih lebih banyak sebagai ‘marketing feature’ daripada kebutuhan praktis, kecuali di kota besar tertentu dan di wilayah perkotaan tertentu [mall, pusat pemerintahan],” kata Aryo.

Sementara itu, tekanan ekonomi turut mendorong pertumbuhan pasar ponsel bekas.

“Kondisi ekonomi membuat pasar secondhand tumbuh dan bahkan bisa menggerus penjualan unit baru entry-level,” katanya.