Salah satu awak mobil tangki tangki (AMT) Pertamina sedang melakukan pengisian BBM Pertamax untuk didistribusikan ke SPBU setempat menjelang menjelang malam pergantian tahun baru 2019 Foto: PertaminaDirektur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebut BBM Pertamax dan Pertalite masih impor. Pertamax memiliki research octane number (RON) 92 dan Pertalite RON 90. “Untuk gasoline (bensin) seperti Pertamax dan Pertalite, 30 persen masih impor,” kata dia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 yang ditayangkan YouTube Kemendagri RI, Senin (4/9).Melihat masih besarnya impor bensin, Pertamina berencana mencampurnya dengan tanaman seperti sawit, tebu, singkong, dan tanaman lainnya. Untuk Pertamax misalnya, tahun depan akan dicampur dengan etanol dari tanaman pangan seperti tebu. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan paparannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana PutraDengan campuran 7 persen etanol atau E7, Pertamax akan berubah menjadi Pertamax Green 92. Sementara BBM Solar sudah lebih dulu dicampur dengan sawit atau biodiesel, sehingga Pertamina tidak lagi impor. “Ini yang harus kita jaga. Oleh karena itu, kami akan dorong agar mandiri, jadi kita dorong biodiesel untuk solar. Nah ini gasoline ini kita perlu campur juga dengan bioenergi untuk jangka panjang,” katanya.Sebelumnya, Nicke bilang tengah mengkaji Pertamax Green 92 sebagai pengganti Pertalite tahun depan. Jika pemerintah setuju, dia juga mengusulkan agar produk ini disubsidi seperti Pertalite.
