BAKTI Komdigi Gelar Edukasi Seputar Strategi Digitalisasi ke Usaha Mikro Kecil Menengah di Cianjur

BAKTI Komdigi Gelar Edukasi Seputar Strategi Digitalisasi ke Usaha Mikro Kecil Menengah di Cianjur

Bisnis.com, CIANJUR – Terobosan teknologi yang inovatif dan transformatif seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) makin diandalkan dalam memperkuat daya saing dan mendukung operasional usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Penguasaan teknologi digital terutama kecerdasan buatan oleh pelaku UMKM menjadi salah satu hal penting yang diangkat dalam Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Digitalisasi yang digelar Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu, 26 Oktober 2025. 

Direktur PT Nextup/Nextup.id, M. Muhaimin, mengatakan, penguasaan pengetahuan dasar tentang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) serta pengetahuan tentang bagaimana AI diterapkan pada digital marketing akan memudahkan pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.

Dalam paparan bertema Pemanfaatan AI dalam Digital Marketing , Muhaimin membahas strategi bisnis dengan dukungan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT dan Gemini dapat diandalkan untuk membantu menyusun perencanaan bisnis, mencari inspirasi bisnis, melakukan analisis bisnis dan mengevaluasi kinerja bisnis.

Dia juga menjelaskan, menjalankan bisnis dengan dukungan AI dapat membantu pelaku usaha dalam menemukan ide konten, membuat konten hingga  sistem penjualan melalui pemanfaatan Chat bot.

“Bisnis [pada waktu dahulu], apa yang kita pikir pertama-tama? Ide bisnis. Adakah kita ngomong segmen pasar, kemudian customer segment, analisis, business model canvas, kemudian analisis risiko. Nah, sekarang belajar hari ini cuma 1 jam, bisa dengan semuanya materi ini,” paparnya.

Di sisi lain, dia mengingatkan bahwa  pemanfaatan  AI tetap perlu memperhatikan etika, jika tidak maka akan berisiko pada hasil yang deep fakes, atau mendapatkan hasil yang tidak sesuai jika prompt yaitu pertanyaan,  masukan atau instruksinya tidak jelas.

Di sela-sela pemaparannya, Muhaimin memberi contoh penggunaan AI untuk bisnis keripik pisang, yang dapat dimanfaatkan untuk mencari nama brand/produk keripik pisang, desain ide logo, analisis harga, rasa, dan varian; menentukan segmentasi atau target audiens, hingga mendapatkan model bisnis yang sesuai.

Dia juga mengingatkan seputar dilematisnya penjualan online karena adanya potongan admin sebagai hal yang perlu dipertimbangkan. “Biasanya UMKM sering salah dalam memasukkan harga jual, harga pokok penjualan [HPP] produk dihitung minimal di atas 30%.”

STRATEGI MEDSOS

Pada forum yang sama,  Influencer dari Daily Life, Eli Jamilah, memberikan paparan dengan mengangkat tema Strategi Media Sosial untuk UMKM yang di antaranya adalah dengan mengandalkan peran influencer.

Dia mengungkapkan, seorang influencer bisa menerima sekitar Rp7 juta setiap kali menerima tawaran endorse. Eli juga memberikan tip menjadi seorang influencer, antara lain dengan meniru konten-konten yang dinilai baik. Selain itu, konten harus jelas dan memiliki ciri khas.

Dia juga menyarankan pelaku UMKM untuk belajar memasukkan “keranjang kuning”, memanfaatkan aplikasi yang ada seperti TikTok dan Facebook, dan  berlatih berbicara di depan kamera.

“Everything is content. Jika sudah for you page/fyp [masuk ke halaman utama suatu platform media sosial] satu kali, maka konsistenlah untuk bikin konten terus,” sarannya seraya menyarankan para pelaku UMKM untuk membuat konten pada jam 12 siang ketika jam makan siang, dan pada pukul 18.00 wib ketika kebanyakan orang tengah bersantai.

Pada sesi berikutnya, pemateri Yudi  , mempresentasikan paparan yang bertema Peluang Strategis Ekonomi Digital untuk UMKM dan Desa se-Cianjur di Era Transformasi Nasional.

Yudi menjelaskan, seputar ekonomi digital dan arah besar transformasi digital indonesia dengan visi Indonesia Digital 2045 dan 100 Smart Cities. Dia juga menerangkan digitalisasi produk dengan memilih platform yang tepat.

Dia memberi contoh penggunaan media sosial seperti Instagram yang cocok untuk tujuan membangun kesadaran konsumen, sedangkan platform e-commerce lebih untuk tujuan penjualan.

Dia juga membahas tentang pembayaran digital dengan penggunaan invoice dan Qris, identitas digital seperti logo dan tagline, analisis data serta penggunaan insight dari aplikasi pihak ketiga.