PIKIRAN RAKYAT – Pada hari Senin, 7 April 2025, PM Jepang Shigeru Ishiba menelepon Donald Trump untuk menegosiasikan tarif resiprokal AS. Sebelumnya, Shigeru ingin segera menghubunginya setelah Trump menetapkannya pada pekan kemarin.
Komunikasi ini menjadi interaksi pertama kedua pemimpin ini, setelah Trump menetapkan tarif tersebut. Shigeru mengatakan kepadanya bahwa kedua negara harus mengupayakan kerja sama yang menguntungkan. Ia pun mengatakan bahwa kebijakan ini akan melemahkan investasi perusahaan Jepang.
Di tempat yang terpisah di hadapan wartawan, Trump menjelaskan hal yang dibicarakan dengan PM Jepang dalam hubungan telepon tersebut. Presiden AS ini ingin Jepang membuka pasar seluas-luasnya untuk produk Amerika Serikat.
“Saya katakan satu hal padanya. Anda harus membuka negara Anda karena mobil-mobil buatan kami sama sekali tak terjual, nol yang terjual di Jepang, sementara mereka menjual jutaan mobilnya di negara kami,” katanya.
Hal ini dikatakannya saat mengumumkan bahwa pemerintah AS takkan menunda menerapkan tarif resiprokal.
“Kami tak punya niat apapun ke arah itu (menunda tarif),” ujarnya.
Setelah pertemuan tersebut, Shigeru mengatakan kepada para wartawan bahwa diskusi ini harus dilanjutkan oleh menteri masing-masing. Ia pun mengatakan akan mengunjungi AS pada waktu yang tepat.
Jepang dikabarkan akan mengajukan sejumlah paket negosiasi. Namun, agar paket ini diterima, ia menegaskan membutuhkan waktu.
Jepang dikenai tarif impor sebesar 24%. Pemerintah Jepang dikabarkan berupaya untuk mendapatkan pengecualian.
Dari tahun 2018 hingga 2023, Jepang tercatat sebagai investor asing terbesar di AS.
Indonesia Siap Tempuh Negosiasi
Sementara itu, sama seperti Jepang, pemerintah Indonesia akan menempuh jalur negosiasi dengan pemerintah AS. Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengutarakan ada 4 tawaran yang akan diajukan ke Trump.
Pertama, kerangka investasi Investment Framework Agreement. Kedua, deregulasi Non-Tariff Measures. Ketiga, meningkatkan impor dan investasi dari Amerika melalui pembelian migas. Keempat, insentif fiskal maupun non-fiskal.
Sebelum bernegosiasi panjang lebar dengan AS, Pemerintah Indonesia akan menghadiri terlebih dahulu pertemuan negara anggota ASEAN. Pertemuan yang akan berlangsung tanggal 10 April ini bertujuan untuk menyamakan sudut pandang negara anggota terkait tarif resiprokal AS.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News