Asing Kuasai Pasar Game RI, Developer Lokal Agate Ungkap Tantangannya

Asing Kuasai Pasar Game RI, Developer Lokal Agate Ungkap Tantangannya

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menjadi salah satu pasar game terbesar di dunia, dengan jumlah pemain (gamers) yang terus meningkat setiap tahun. 

Namun, potensi besar ini masih lebih banyak dinikmati oleh pengembang asing dibandingkan developer lokal. Berdasarkan data terbaru, jumlah gamers di Indonesia mencapai sekitar 185 juta orang dan diperkirakan naik menjadi 192,1 juta pada 2025. Angka ini sejalan dengan fakta bahwa 95,3% pengguna internet di Indonesia aktif bermain video games.

Besarnya basis pengguna tersebut menjadikan pasar game di Indonesia bernilai sekitar US$2 miliar atau setara Rp33 triliun pada 2024. Sayangnya, sekitar 95% pendapatan pasar game diambil oleh developer luar negeri, sementara developer lokal hanya menguasai sekitar 5%.

CEO Agate International, Shieny Aprilia, mengakui kondisi ini menjadi tantangan besar bagi developer game dalam negeri. Menurutnya, saat ini studio lokal masih mencari cara agar bisa bertahan sekaligus menembus pasar lokal maupun internasional.

“Game studio lokal sekarang lebih ke modenya live with it aja. Kayak mereka berusaha untuk survive dengan cara jualan gamenya ke luar. Kalau yang di lokalnya, kami sangat aktif untuk bisa eksplorasi,” kata Shieny ditemui usai acara Kamis Santuy bersama Agate “Kupas Tuntas Industri Game di Indonesia” di kantor redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta pada Kamis (18/9/2025). 

Shieny menambahkan, Agate terus berupaya mencari cara untuk menembus pasar lokal agar perlahan bisa mendapatkan pangsa pasar. Dia menyadari proses ini tidak akan berlangsung cepat, namun upaya tersebut masih terus berjalan untuk menemukan ceruk pasar yang tepat.

Lebih lanjut, Shieny menilai ada peluang besar bagi developer lokal untuk menciptakan game dengan ciri khas Indonesia, baik dari sisi kultur maupun keseharian masyarakat. Dia mencontohkan bagaimana pasar game di China berkembang pesat berkat permainan yang mengusung budaya setempat.

“Apakah di sini seperti itu juga? Mungkin ke kehidupan sehari-hari atau apa, masih belum tahu sih,” katanya.

Meski menghadapi tantangan berat, Agate terus mengembangkan berbagai proyek game untuk bersaing di pasar global maupun lokal.

“Beberapa proyek kami yang sudah berjalan, seperti Blades of Mirage, Rift Storm, terus ada beberapa proyek lain, Groupmare, itu yang sekarang kita masih ongoing development, mudah-mudahan bisa rilis lebih cepat,” tandas Shieny.