Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Apa isi kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas dan tiga hal lain yang perlu diketahui – Halaman all

Apa isi kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas dan tiga hal lain yang perlu diketahui – Halaman all

Israel dan Hamas telah menyepakati sebuah kesepakatan yang dapat menghentikan perang di Gaza dan membebaskan sandera Israel dan tahanan Palestina, kata Amerika Serikat (AS) dan tim mediator Qatar.

Kesepakatan ini akan menjadi terobosan paling dramatis saat kecamuk perang yang sudah berlangsung 15 bulan perang, yang diawali serangan kelompok bersenjata Hamas ke wilayah Israel pada Oktober 2023.

Apa isi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas?

Rincian kesepakatan yang dilaporkan disetujui oleh kedua belah pihak sejauh ini belum diumumkan.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan masih ada beberapa klausul yang belum terselesaikan, yang diharapkannya akan dituntaskan pada Rabu malam.

Kesepakatan ini akan menghentikan perang di Gaza dan dilakukan pertukaran sandera dan tahanan.

Kelompok Hamas menangkap 251 sandera ketika menyerang Israel pada Oktober 2023.

Hamas masih menyandera 94 orang, meskipun Israel yakin hanya 60 orang yang masih hidup.

Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai imbalan atas pengembalian para sandera.

Bagaimana gencatan senjata bisa berjalan?

Gencatan senjata ini diharapkan terjadi dalam tiga tahap, setelah kesepakatan nanti diumumkan.

Dan walaupun kedua pihak sekarang dikatakan telah menyetujuinya, Kabinet Israel perlu menyetujui kesepakatan tersebut sebelum dapat dilaksanakan.

Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025, jika disetujui.

Berikut ini adalah hal-hal yang kemungkinan diatur dalam kesepakatan tersebut.

Tahap pertama

Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu dan digelar “gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh”, kata Presiden AS Joe Biden saat dia mengonfirmasi kesepakatan yang dicapai pada Rabu.

“Sejumlah sandera” yang ditahan oleh Hamas, termasuk kaum perempuan, para orang tua dan orang-orang sakit, akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, kata Biden.

Ia tidak menyebutkan berapa banyak sandera yang akan dibebaskan selama tahap pertama ini—tetapi Al Thani dari Qatar mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa jumlahnya adalah 33 orang.

Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer sebelumnya mengatakan sebagian besar, tetapi tidak semua, dari 33 sandera yang diharapkan akan dibebaskan, termasuk anak-anak, diperkirakan masih hidup.

Tiga sandera akan segera dibebaskan, kata seorang pejabat Palestina sebelumnya kepada BBC, dengan sisanya akan dibebaskan selama enam minggu ke depan.

Selama tahap ini, pasukan Israel akan ditarik keluar dari “semua” wilayah berpenduduk di Gaza, kata Biden, sementara “warga Palestina [dapat] juga kembali ke lingkungan mereka di semua wilayah Gaza”.

Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza harus meninggalkan rumahnya.

Ini terjadi setelah ada perintah evakuasi dari Israel, akibat serangan Israel, serta pertempuran di lapangan.

Setelah kesepekatan ini, akan ada lonjakan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan ratusan truk diizinkan masuk setiap hari.

Pejabat Palestina sebelumnya mengatakan negosiasi terperinci untuk tahap kedua dan ketiga akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.

Biden mengatakan gencatan senjata akan terus berlanjut “selama negosiasi berlanjut”.

Tahap kedua

Tahap kedua akan menjadi “berakhirnya perang secara,” menurut Biden.

Sandera yang masih hidup, termasuk kaum pria, akan dibebaskan sebagai imbalan atas lebih banyak tahanan Palestina.

Dari 1.000 tahanan Palestina yang diperkirakan telah disetujui Israel untuk dibebaskan secara keseluruhan, sekitar 190 orang menjalani hukuman 15 tahun atau lebih.

Seorang pejabat Israel sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa mereka yang dihukum karena pembunuhan tidak akan dibebaskan ke Tepi Barat yang diduduki.

Penarikan secara penuh pasukan Israel dari Gaza juga akan dilakukan.

Tahap ketiga

Tahap ketiga dan terakhir akan melibatkan pembangunan kembali Gaza—sesuatu yang dapat memakan waktu bertahun-tahun—dan pengembalian jenazah para sandera yang tersisa.

 

Apa saja pertanyaan yang belum terjawab dalam kesepakatan Israel-Hamas?

Untuk mencapai titik ini, diperlukan waktu berbulan-bulan upaya negosiasi tak langsung yang melelahkan, terlebih karena Israel dan Hamas sama sekali tidak percaya satu sama lain.

Hamas menginginkan perang diakhiri sepenuhnya sebelum membebaskan para sandera, sesuatu yang tidak dapat diterima oleh Israel.

Gencatan senjata pada dasarnya akan menghentikan perang sementara saat ketentuan-ketentuannya dilaksanakan.

Namun, tidak jelas apakah ini berarti perang berakhir untuk selamanya.

Salah satu tujuan utama perang Israel adalah menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.

Meskipun Israel telah menghancurkannya, Hamas masih memiliki sejumlah kapasitas untuk beroperasi dan bangkit kembali.

Masih belum jelas sandera mana yang masih hidup, atau yang sudah meninggal, atau apakah Hamas mengetahui keberadaan semua orang yang masih belum diketahui keberadaannya.

Sementara itu, Hamas telah menuntut pembebasan beberapa tahanan yang menurut Israel tidak akan dibebaskan.

Diyakini bahwa ini termasuk mereka yang terlibat dalam serangan 7 Oktober.

Juga tidak diketahui apakah Israel akan sepakat untuk menarik diri dari zona penyangga pada tanggal tertentu, atau apakah kehadirannya di sana akan berlangsung tanpa batas waktu.

Gencatan senjata seperti ini kemungkinan akan rapuh.

Sebelumnya, gencatan senjata serupa antara Israel dan Hamas telah direcoki pertempuran-pertempuran kecil dan akhirnya gagal.

Jadwal waktu pelaksanaan dan kompleksitas gencatan senjata seperti ini dapat berubah menjadi ancaman besar apabila terjadi insiden sekecil apapun.

Apa yang terjadi pada 7 Oktober 2023 dan apa yang terjadi di Gaza?

Ratusan orang bersenjata yang dipimpin kelompok Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah selatan Israel, 7 Oktober 2023.

Mereka menerobos pagar pembatas perbatasan dan menargetkan masyarakat, kantor polisi, dan pangkalan militer.

Sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 sandera dibawa kembali ke Gaza.

Kelompok Hamas juga menembakkan ribuan roket ke Israel.

Israel menanggapi dengan kampanye militer besar-besaran, diawali serangan udara dan kemudian invasi darat.

Sejak itu, Israel telah menyerang target di seluruh Gaza melalui darat, laut, dan udara, sementara Hamas menyerang Israel dengan roket secara berulang.

Serangan Israel telah menghancurkan Gaza dan menyebabkan kekurangan pangan yang parah, dengan tim bantuan berjuang untuk mencapai mereka yang paling terdampak.