Anies Bernas dan Ofensif di Debat Capres

7 January 2024, 23:21

DIREKTUR Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menerangkan dalam debat capres pada Minggu (7/1), calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bernas dan ofensif.

“Anies tampil langsung menyerang lebih awal (preemptive attack), terutama terhadap pribadi Prabowo (Subianto) selaku pejabat publik,” tegas Khoirul kepada Media Indonesia.

“Seolah menjalankan strategi Tsun Tzu, yakni pertahanan terbaik adalah menyerang, Anies tampaknya masih terbawa oleh atmosfer debat capres pertama, di mana serangannya pada Prabowo dinilai mendapatkan poin politik lebih tinggi, sehingga strategi menyerang dia ulangi lagi,” tambahnya.

Baca juga: Prabowo Dijuluki El Sependapat oleh Netizen saat Debat Capres

Khoirul mengemukakan Anies berulang kali menyebut presiden sebagai panglima diplomasi. Itu seolah ingin menyentil Jokowi yang tidak tampil secara impresif dalam diplomasi global.

Anies juga menghantam Prabowo dengan menyebut berkali-kali pengadaan alutsista bekas, juga tentang adanya ‘orang dalam’ yang membuat praktik korupsi dan kebocoran anggaran dalam belanja alutsista Indonesia.

“Hantaman terkeras Anies terhadap Prabowo adalah ketika dirinya menjelaskan ketidakberhasilan food estate. Lebih dari separuh tantara tidak memiliki rumah di saat Prabowo selaku Menhan memiliki 300 ribu hektare lebih lahan,” ungkapnya.

“Serangan-serangan Anies terhadap Prabowo berpeluang menciptakan poin politik, namun bagi pendukung Prabowo, materi serangan itu dianggap berlebihan atau too much,” tandasnya.

Sementara itu, Khoirul menerangkan Ganjar Pranowo tampil simpatik, lebih tertib, pola konfrontasi yang terukur, dan diperkuat dengan substansi yang cukup impresif.

Ganjar mampu mengelaborasi argumen tentang visi pertahanan, keamanan dan diplomasi ekonomi dengan cukup impresif.

“Ganjar mampu mengelaborasi basis argumennya secara clear ketika tampil menjelaskan tentang kematangan perencanaan dan komitmen anti-korupsi dalam eksekusi kebijakan pertahanan, penguatan infrastruktur cyber nasional, dan komitmennya pada upaya revitalisasi kinerja ASEAN yang cenderung prosedural,” tuturnya.

Baca juga: Ganjar Beri Nilai 5 Kemenhan, Anies Malah Kasih 11 dari 100

Terakhir, Khoirul menyebut di fase awal, Prabowo tampak terpancing emosinya oleh serangan Anies. Hal itu terlihat dari ekspresi wajah Prabowo.

“Namun Prabowo relatif mampu menahan emosi, meskipun dalam beberapa kesempatan tertentu agak lepas kendali emosinya, terutama saat menyampaikan ketidakpantasan Anies bicara tentang etika kepemimpinan dan sejumlah kritik pertahanan,” ujarnya.

“Karena harus menahan emosi dan serangan-serangan yang tajam, Prabowo akhirnya kurang mengelaborasi substansi dan filosofi kebijakan pertahahan-keamanan dan strategi hubungan internasional secara memadai,” tambahnya. (Z-6)

DIREKTUR Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menerangkan dalam debat capres pada Minggu (7/1), calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bernas dan ofensif.

“Anies tampil langsung menyerang lebih awal (preemptive attack), terutama terhadap pribadi Prabowo (Subianto) selaku pejabat publik,” tegas Khoirul kepada Media Indonesia.

“Seolah menjalankan strategi Tsun Tzu, yakni pertahanan terbaik adalah menyerang, Anies tampaknya masih terbawa oleh atmosfer debat capres pertama, di mana serangannya pada Prabowo dinilai mendapatkan poin politik lebih tinggi, sehingga strategi menyerang dia ulangi lagi,” tambahnya.

Baca juga: Prabowo Dijuluki El Sependapat oleh Netizen saat Debat Capres

Khoirul mengemukakan Anies berulang kali menyebut presiden sebagai panglima diplomasi. Itu seolah ingin menyentil Jokowi yang tidak tampil secara impresif dalam diplomasi global.

Anies juga menghantam Prabowo dengan menyebut berkali-kali pengadaan alutsista bekas, juga tentang adanya ‘orang dalam’ yang membuat praktik korupsi dan kebocoran anggaran dalam belanja alutsista Indonesia.

“Hantaman terkeras Anies terhadap Prabowo adalah ketika dirinya menjelaskan ketidakberhasilan food estate. Lebih dari separuh tantara tidak memiliki rumah di saat Prabowo selaku Menhan memiliki 300 ribu hektare lebih lahan,” ungkapnya.

“Serangan-serangan Anies terhadap Prabowo berpeluang menciptakan poin politik, namun bagi pendukung Prabowo, materi serangan itu dianggap berlebihan atau too much,” tandasnya.

Sementara itu, Khoirul menerangkan Ganjar Pranowo tampil simpatik, lebih tertib, pola konfrontasi yang terukur, dan diperkuat dengan substansi yang cukup impresif.

Ganjar mampu mengelaborasi argumen tentang visi pertahanan, keamanan dan diplomasi ekonomi dengan cukup impresif.

“Ganjar mampu mengelaborasi basis argumennya secara clear ketika tampil menjelaskan tentang kematangan perencanaan dan komitmen anti-korupsi dalam eksekusi kebijakan pertahanan, penguatan infrastruktur cyber nasional, dan komitmennya pada upaya revitalisasi kinerja ASEAN yang cenderung prosedural,” tuturnya.

Baca juga: Ganjar Beri Nilai 5 Kemenhan, Anies Malah Kasih 11 dari 100

Terakhir, Khoirul menyebut di fase awal, Prabowo tampak terpancing emosinya oleh serangan Anies. Hal itu terlihat dari ekspresi wajah Prabowo.

“Namun Prabowo relatif mampu menahan emosi, meskipun dalam beberapa kesempatan tertentu agak lepas kendali emosinya, terutama saat menyampaikan ketidakpantasan Anies bicara tentang etika kepemimpinan dan sejumlah kritik pertahanan,” ujarnya.

“Karena harus menahan emosi dan serangan-serangan yang tajam, Prabowo akhirnya kurang mengelaborasi substansi dan filosofi kebijakan pertahahan-keamanan dan strategi hubungan internasional secara memadai,” tambahnya. (Z-6)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi