Jakarta –
Total fertility rate (TFR) atau angka kesuburan di China makin anjlok, dengan kini berada di 0,9 pada 2025, jauh dari angka ideal 2,1. Bila dibandingkan dengan banyak negara maju lain, usia mereka yang memiliki anak juga dilaporkan semakin meningkat.
Rata-rata berada di usia 28 tahun. Bahkan di Shanghai peningkatannya tercatat signifikan, dari semula 30 tahun pada akhir 2019, kini menjadi 32 tahun di periode 2024.
Berada sedikit di atas rata-rata AS, dengan 27 tahun, sementara berbeda jauh dengan India di 21 tahun, negara yang kini menyalip China sebagai penduduk terbanyak di dunia.
Mirisnya, tingkat infertilitas secara keseluruhan di China juga dilaporkan meningkat 1 sampai 2 persen pada 2020, ketimbang di era 70-an. Artinya, makin banyak mereka yang mengalami masalah kesuburan setelah menikah atau setelah memiliki anak pertama.
Dikutip dari CNA, wilayah di China yang secara tradisional dipengaruhi oleh Konfusianisme memiliki tingkat fertilitas terendah di dunia, sebagian karena penekanan berlebihan pada pendidikan yang memicu merosotnya keinginan pernikahan dan melahirkan anak.
Akibatnya, wilayah tersebut memiliki proporsi orang yang tidak menikah secara keseluruhan lebih tinggi, dan data historis menunjukkan hampir tidak mungkin untuk meningkatkan angka kesuburan mereka bahkan hingga 1,5 jika usia rata-rata ibu saat melahirkan pertama kali melebihi 28 tahun.
Sebelumnya, Biro Statistik Nasional China mencatat penyusutan populasi pertama dalam 60 tahun, berkurang hingga 850.000 orang menjadi 1,412 miliar pada 2022.
Ancaman Aging Population
Di samping pengurangan populasi jangka panjang China, penuaan dini merupakan masalah yang lebih mengkhawatirkan bagi perekonomian. Populasi usia kerja China, yang berusia 16 hingga 64 tahun, mulai menurun pada pertengahan 2010-an, dari 988 juta pada 2016 menjadi 946 juta pada 2022. Porsi segmen ini terhadap total populasi turun dari puncaknya sebesar 73 persen pada 2011 menjadi 67 persen pada 2022.
Sementara itu, jumlah orang yang berusia 65 tahun ke atas mencapai 210 juta pada 2022, meningkat 40 persen dari 2016.
Penurunan populasi usia kerja yang terus berlanjut menandakan China tidak dapat lagi bergantung pada sektor padat karya dan ekspor terkait untuk pertumbuhan.
Dikutip dari WHO, China menjadi salah satu negara dengan aging population tercepat di dunia. Populasi orang berusia di atas 60 tahun di China diproyeksikan mencapai 28 persen pada 2040, karena harapan hidup yang lebih panjang dan tingkat kesuburan yang menurun, di tengah jumlah usia produktif yang terus berkurang.
(naf/kna)