Ilustrasi masyarakat DKI Jakarta bersepeda. Foto: Dok. IstimewaOlahraga bisa membuat tubuh menjadi lebih sehat. Namun, bila berolahraga di tengah kepungan polusi udara yang tinggi apakah aman?Misalnya saja, polusi udara di Jakarta hari ini, Jumat (18/8) masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Indeks Kualitas Udara di Jakarta mencapai angka 125.Dokter Spesialis Paru, Erlang Samoedro, Sp.P(K), FISR mengatakan sebenarnya aman-aman saja berolahraga di tengah polusi udara. Namun dengan catatan, harus selalu memantau indeks kualitas udara di sekitar.”Sangat penting lihat waktu, lokasi dan kadar polutan yang ada di udara,” kata dokter Erlang saat konferensi pers PDPI tentang Polusi Udara dan Kesehatan Paru secara virtual, Jumat (18/8).Erlang mencontohkan hasil penelitian tahun 2016 tentang olahraga di tengah polusi udara PM 2,5 per meter kubik. Ada dua poin yakni tipping point dan break-even point.Tipping point itu aktivitas fisik tidak menambah benefit terhadap kesehatan. Sedangkan break-even point yakni jika terus berolahraga dan menghirup udara yang lebih banyak saat itu maka kerugian akan lebih besar dari efek kesehatan yang dihasilkan”Di atas break-even point, dampak terhadap kesehatan lebih buruk dibandingkan keuntungan dari olahraga yang dijalani,” kata Erlang.Bersepeda selama 30 menitTipping point: 95Break-even point: 160Berjalan selama 30 menit:Tipping point dan break-even point di atas 200Soal penggunaan masker, dokter Erlang mengatakan hal tersebut tergantung dengan jenis olahraga yang dilakukan. Bila berat seperti sprint maka bisa menggunakan masker medis biasa.”Masker apa pun yang dipakai itu akan mengurangi jumlah polutan yang masuk ke tubuh kita. Kalau olahraga yang santai, jalan kaki, masker N95 bisa dipakai,” katanya.
