Airlangga Kenang Masa Sulit Saat Covid-19 Melanda Indonesia

20 December 2022, 17:55

Merdeka.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengenang kembali momen awal munculnya virus corona di Indonesia. Usai Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus perdana Covid-19, kondisi ekonomi mulai goyang.
Dimulai dari harga saham yang anjlok hingga Rp 3.000 per lembar saham. Lalu nilai tukar rupiah terhadap dolar naik sampai Rp 16.000.

“Yang paling menegangkan itu di bulan Maret 2020, sesaat setelah diumumkan (kasus pertama) kemudian stok market turun sampai Rp 3.000,” kata Airlangga dalam Peluncuran Buku Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Hotel Fairmont, Selasa (20/12).
Menurut catatan, pada Maret 2020 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang pernah terjun bebas di level 3.937. Angka ini turu hampir setengahnya jika dibandingkan dengan kondisi awal tahun 2022 yaitu 6.300.

Kondisi ekonomi makin suram ketika Indonesia tidak memiliki persediaan obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD). Masker medis pun sempat hilang di pasaran karena tingginya permintaan. “Itu adalah satu titik yang gelap, dan disitu belum ada obat-obatan. Belum ada APD, masker hilang,” kenang Airlangga.
Pemerintah pun melarang ekspor APD. Padahal sebelumnya Indonesia menjual sebagian masker keluar negeri. Kebijakan ini bukan sesuatu yang mudah dikeluarkan pemerintah. Mengingat harus tetap mengurus bea cukai. Urusan diplomasi pun menjadi hal yang paling menegangkan bagi Airlangga.
“Itu adalah di awal kita menangani covid dan itulah yang paling menegangkan,” tuturnya.
Reporter: Arief Rahman H.

Sumber: Liputan6.com [azz]Baca juga:
Pakar: Rawan, Anak 6-12 Tahun Belum Divaksinasi Boleh Liburan Nataru
Ma’ruf Amin Minta Masyarakat Tetap Waspada Penularan Covid-19 saat Libur Nataru
Ini Aturan Perjalanan Anak 6-12 Tahun Belum Divaksin Covid-19 Selama Libur Nataru
Ingin Liburan Natal dan Tahun Baru, Masyarakat Wajib Vaksin Booster
Pemprov DKI Ajak Warga di Atas 40 Tahun Tes Komorbid Covid-19
Belajar dari China, Pakar Minta Pemerintah Waspadai Lonjakan Covid-19 Saat Nataru