Jakarta –
Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Mathias Cormann melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada 25-28 November 2024. Dalam kunjungan kali ini, Cormann bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kunjungan Cormann berkaitan dengan proses aksesi yang tengah dijalankan Indonesia sebagai upaya masuk ke dalam keanggotaan OECD. Proses ini juga tengah dijalankan beberapa negara lainnya seperti Argentina, Brasil, Bulgaria, Kroasia, Peru, Rumania, dan Thailand.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih karena kemarin OECD telah meluncurkan Indonesia Report. Sebagian besar isu telah saya laporkan kepada Presiden (Prabowo). Dan tentu saja, mudah-mudahan beberapa poin, beberapa lines sejalan dengan perencanaan Pemerintah, termasuk peta jalan untuk energi hijau,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (27/11/2024).
Selain itu, beberapa hal yang juga sejalan dengan program-program pemerintah Presiden Prabowo Subianto menyangkut energy securities, serta program ketahanan pangan, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG) yang juga menjadi prioritas.
Airlangga juga menyebut, Indonesia terus gencar melakukan reformasi pada berbagai sektor yang dilakukan sejumlah Kementerian terkait untuk menyesuaikan standar OECD. Dengan adanya berbagai reformasi tersebut, Kementerian terkait juga akan menyesuaikan anggaran dan struktur yang dimiliki, sehingga gugus tugas OECD juga akan secepatnya melakukan penyesuaian struktur terkait hal tersebut.
Sementara itu, Cormann mengatakan, proses aksesi akan membawa manfaat bagi Indonesia dan OECD. OECD akan banyak memperoleh pembelajaran pada sektor-sektor baru, salah satunya ekonomi digital dimana Indonesia menjadi pionir melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement.
Cormann juga berharap agar upaya keanggotaan OECD yang saat ini ditempuh Indonesia dapat mendukung pencapaian visi untuk menjadi negara maju dengan ekonomi berpendapatan tinggi pada tahun 2045 mendatang.
“Saya percaya bahwa kita bersama-sama dapat bekerja untuk mendukung Indonesia agar menjadi lebih baik lagi,” kata Cormann.
“Proses aksesi ini mencakup seluruh spektrum kebijakan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang luas. Dan proses ini berfokus pada mengidentifikasi praktik terbaik kebijakan. Praktik terbaik global berdasarkan apa yang telah berhasil sebelumnya,” sambungnya.
(shc/ara)