Airbus, Leonardo, dan Thales Gabung Bentuk Raksasa Antariksa Baru

Airbus, Leonardo, dan Thales Gabung Bentuk Raksasa Antariksa Baru

Bisnis.com, JAKARTA— Tiga perusahaan besar Eropa, Airbus, Leonardo, dan Thales, resmi menandatangani nota kesepahaman untuk membentuk perusahaan baru di bidang antariksa. 

Langkah strategis ini bertujuan memperkuat otonomi Eropa dalam sektor antariksa, sektor vital yang menopang layanan penting seperti telekomunikasi, navigasi global, observasi bumi, penelitian ilmiah, eksplorasi luar angkasa, hingga keamanan nasional.

Perusahaan baru hasil kolaborasi ini diharapkan menjadi pemain utama yang mampu bersaing di pasar global sekaligus menjadi mitra tepercaya bagi pemerintah Eropa dalam mengembangkan program antariksa nasional yang bersifat kedaulatan negara.

“Perusahaan baru yang diusulkan ini merupakan tonggak penting bagi industri antariksa Eropa. Ini mewujudkan visi bersama kami untuk membangun kehadiran Eropa yang lebih kuat dan kompetitif di pasar antariksa global yang semakin dinamis,” kata CEO Airbus Guillaume Faury dalam keterangan resminya pada Jumat (24/10/2025). 

Senada dengan itu, Roberto Cingolani, CEO dan General Manager Leonardo, mengatakan penggabungan talenta, sumber daya, keahlian, dan kemampuan riset dan pengembangan dari ketiga perusahaan tersebut ditujukan untuk menciptakan pertumbuhan, mempercepat inovasi, serta memberikan nilai yang lebih besar bagi pelanggan dan para pemangku kepentingan.

Sementara itu, Patrice Caine, Chairman dan CEO Thales, menekankan kolaborasi ini sejalan dengan ambisi pemerintah Eropa dalam memperkuat aset industri dan teknologi mereka. 

“Serta memastikan otonomi Eropa di bidang strategis antariksa beserta seluruh aplikasinya. Inisiatif ini juga memberi kesempatan bagi para karyawan untuk menjadi bagian dari proyek ambisius ini, sekaligus memperoleh prospek karier yang lebih luas dengan kekuatan kolektif dari tiga pemimpin industri,” ujarnya.

Adapun struktur kepemilikan perusahaan akan terbagi antara Airbus sebesar 35%, Leonardo 32,5%, dan Thales 32,5%. Ketiga perusahaan akan menjalankan perusahaan baru tersebut secara bersama-sama dengan tata kelola yang seimbang di antara para pemegang saham. 

Lebih lanjut, perusahaan gabungan ini akan mengonsolidasikan dan mengembangkan portofolio teknologi antariksa secara menyeluruh, mulai dari infrastruktur hingga layanan (tidak termasuk peluncur roket).

Dengan langkah ini, ketiganya ingin mempercepat inovasi di sektor strategis tersebut dan menciptakan pemain antariksa Eropa yang terpadu, tangguh, serta memiliki skala besar untuk bersaing di pasar global dan memperluas pasar ekspor.

Entitas baru ini diharapkan mampu mendorong kolaborasi dalam inovasi, investasi, serta pengembangan produk dan layanan antariksa masa depan.

Kombinasi kekuatan dari Airbus, Leonardo, dan Thales diproyeksikan menghasilkan sinergi tahunan bernilai ratusan juta euro dalam lima tahun setelah transaksi rampung. Adapun biaya untuk mencapai sinergi tersebut akan sejalan dengan standar industri.

Selain peningkatan efisiensi, penggabungan ini juga diharapkan membuka peluang pendapatan tambahan melalui portofolio produk dan layanan yang lebih luas, penawaran yang kompetitif, serta jangkauan pasar global yang lebih kuat. 

Efisiensi jangka panjang pun diantisipasi muncul melalui sinergi di bidang rekayasa, manufaktur, dan manajemen proyek.

Setelah transaksi rampung, Airbus akan menyumbangkan bisnis Space Systems dan Space Digital dari unit Airbus Defence and Space.

Leonardo akan mengalihkan Divisi Antariksa miliknya, termasuk saham di Telespazio dan Thales Alenia Space, sementara Thales akan menyumbangkan sahamnya di Thales Alenia Space, Telespazio, dan Thales SESO.

Entitas gabungan ini akan mempekerjakan sekitar 25.000 orang di seluruh Eropa dengan pendapatan tahunan pro-forma mencapai sekitar €6,5 miliar pada akhir 2024, serta memiliki order backlog yang setara dengan lebih dari tiga tahun penjualan. Dengan demikian, perusahaan baru ini diprediksi menjadi pemain kuat dan kompetitif di tingkat global.

Entitas baru ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem antariksa Eropa dengan menciptakan stabilitas industri, memperluas peluang bagi pemasok dari berbagai skala, dan membuka ruang pengembangan karier bagi karyawan.

Selain itu, kolaborasi ini juga diharapkan mendorong inovasi teknologi, memperkuat posisi Eropa dalam pasar global, serta memastikan kemandirian strategis kawasan dalam menghadapi tantangan geopolitik dan teknologi di masa depan.

Selanjutnya, perwakilan karyawan dari Airbus, Leonardo, dan Thales akan dikonsultasikan sesuai dengan hukum di masing-masing negara dan perjanjian kerja kolektif yang berlaku.

Proses ini juga menunggu persetujuan dari otoritas regulasi, dan perusahaan baru ini ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2027.