Ahli Buktikan Gula Bikin Kecanduan bak Narkoba

8 February 2023, 17:53

Jakarta, CNN Indonesia — Peneliti dari Princeton University menemukan bukti gula bisa membuat kecanduan. Zat pemanis ini dapat mempengaruhi otak seperti zat adiktif lain.
Profesor Bart Hoebel dan timnya di Departemen Psikologi dan Institute Neuroscience Princeton mempelajari tanda-tanda kecanduan gula pada tikus selama bertahun-tahun. Hingga saat ini, tikus yang diteliti telah memenuhi dua dari tiga unsur kecanduan.
Mereka disebut telah menunjukkan pola perilaku peningkatan asupan dan kemudian menunjukkan gejala penarikan diri. Eksperimennya saat ini berhasil menemukan keinginan dan kekambuhan yang disebabkan gula.

“Jika mengonsumsi gula secara berlebihan merupakan bentuk kecanduan, seharusnya ada efek jangka panjang pada otak pecandu gula,” kata Hoebel, seperti dikutip dari laman Princeton University.
“Keinginan dan kekambuhan adalah komponen penting dari kecanduan, dan kami telah mampu menunjukkan perilaku ini pada tikus yang mengonsumsi gula dalam beberapa cara,” tambahnya.
Pada pertemuan tahunan American College of Neuropsychopharmacology di Scottsdale, Ariz, Hoebel melaporkan perubahan perilaku yang mendalam pada tikus yang telah tergantung pada gula dosis tinggi.
“Kami memiliki rangkaian studi komprehensif pertama yang menunjukkan dugaan kuat kecanduan gula pada tikus dan mekanisme yang mungkin mendasarinya,” kata Hoebel.

Tanda kecanduan
Dilansir dari ScienceDaily, Hobel menyebut temuan ini pada akhirnya bisa berimplikasi pada pengobatan manusia dengan gangguan makan.
Salah satu tanda gula membuat kecanduan adalah upaya hewan lab dalam mendapatkan zat tersebut. Hewan lab yang tidak diberi gula untuk waktu yang lama tampak bekerja lebih keras untuk mendapatkannya saat dipertemukan kembali dengan zat tersebut.
Mereka bahkan mengonsumsi lebih banyak gula daripada sebelumnya, menunjukkan keinginan dan perilaku kambuh. Motivasi mereka untuk gula telah tumbuh.
Hoebel dan timnya menemukan zat kimia yang dikenal sebagai dopamin dilepaskan di wilayah otak yang dikenal sebagai nukleus akumbens ketika tikus lapar meminum larutan gula. Sinyal kimia ini diduga memicu motivasi yang akhirnya berujung, kecanduan.

Lebih lanjut, Hoebel mengatakan tikus yang mengonsumsi gula dalam jumlah besar saat lapar, sebuah fenomena yang dia gambarkan sebagai pesta gula atau sugar-bingeing.
Satwa-satwa itu mengalami perubahan neurokimia di otak yang tampaknya mirip dengan yang dihasilkan oleh zat-zat seperti kokain, morfin, dan nikotin.
“Dalam model tertentu, konsumsi gula menyebabkan efek jangka panjang di otak dan meningkatkan kecenderungan untuk menyalahgunakan obat lain, seperti alkohol,” kata Hoebel.
Tikus lab disebut minum lebih banyak alkohol dari biasanya setelah suplai gula mereka dihentikan, menunjukkan perilaku konsumsi gula berlebihan telah menyebabkan perubahan fungsi otak.
Fungsi-fungsi ini berfungsi sebagai “pintu gerbang” ke jalur perilaku destruktif lainnya, seperti peningkatan konsumsi alkohol.

“Dalam model tertentu, konsumsi gula menyebabkan efek jangka panjang di otak dan meningkatkan kecenderungan untuk menyalahgunakan zat lain, salah satunya alkohol,” kata Hoebel.
(lom/arh)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi