JAKARTA – Chairman of The Asian Trade, Tourism and Economic Council (ATTEC) sekaligus Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyebut, situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dapat menguntungkan Indonesia.
Sebab, investor melihat peluang RI sebagai tujuan perpindahan pabrik produksi mereka. Sehingga, Budihardjo bilang, akan ada potensi “bedol pabrik” dari luar negeri ke Indonesia.
“Hari ini adalah momentum yang tepat dengan adanya tarif perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kami di Indonesia mempunyai posisi sangat bagus,” ujar Budihardjo dalam acara Indonesia Investment Summit: Projects for Sustainable Growth di Jakarta, Selasa, 15 April.
“Ini momentumnya nggak cuma untuk investor konstruksi atau keuangan, tetapi momentum untuk mereka yang mempunyai pabrik di China. Welcome to Indonesia,” sambungnya.
Dengan adanya potensi tersebut, Budihardjo mendorong pemerintah untuk memberikan kebijakan yang memudahkan relokasi pabrik dari luar negeri ke Indonesia. Diharapkan, pabrik-pabrik relokasi nantinya bisa bekerja sama dengan industri kecil dan menengah dalam negeri.
“Saya rasa Pak Menteri Perdagangan (Budi Santoso) bisa memberikan kebijakan untuk bahasanya ‘bedol pabrik’. Jadi, bagaimana pabrik dari luar negeri dibawa ke Indonesia untuk diproduksi barangnya. Joint venture dengan usaha industri kecil menengah kami,” tuturnya.
Terlebih, Presiden Prabowo Subianto sendiri sudah menyatakan ingin mempermudah syarat pemenuhan Tingkat Komponen Dalam negeri (TKDN).
Ketua Umum Hippindo itu berharap, isyarat dari Presiden bisa direalisasikan dalam bentuk kebijakan yang ramah untuk para investor.
“Ini momentum bagaimana bisa diberikan keleluasan, kemudahan dan dukungan untuk investor-investor yang datang hari ini,” jelas Budihardjo.
Untuk diketahui, penyelenggaraan Indonesia Investment Summit: Projects for Sustainable Growth, Asian Trade, Tourism and Economics Council (ATTEC) bersama SYNO International menghadirkan forum investasi internasional berskala besar yang menjadi momentum penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi unggulan investasi global.
Sedikitnya ada 100 investor dari China, Hongkong, Singapura dan Malaysia yang ikut hadir di Indonesia Investment Summit.
Melalui penyelenggaraan forum investasi ini, diharapkan banyak investor dunia berminat menanamkan modalnya di Indonesia, termasuk membangun pabrik di Tanah Air.