Ada Apa dengan China? Apartemen Diobral bak Kacang Goreng

16 June 2023, 10:31

Jakarta, CNBC Indonesia – Sektor properti China disebut-sebut dapat menjadi kelemahan dan hambatan ekonomi selama bertahun-tahun bagi negara itu. Meski begitu, apartemen di kota-kota kecil China dilaporkan telah menemukan pembeli.
Hu Yongwei, seorang penduduk di Beijing, adalah salah satunya. Ia membeli lebih dari selusin apartemen di kota kecil Hebi, China tengah, seharga sekitar US$ 31.000 atau setara Rp 463 juta dan bertaruh secara finansial akan lebih menguntungkan daripada investasi lainnya.
Hu, yang sebagian besar berhasil membeli apartemen dengan dua atau tiga kamar tidur yang dibangun sekitar tiga dekade lalu, menghabiskan 18.000 yuan (Rp 37,7 juta) bulan ini untuk membeli properti ke-15 di Hebi, di mana harga telah anjlok selama dua tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Rumah susun dijual sangat murah, seperti kubis,” kata pria berusia 39 tahun itu, menambahkan pengalaman buruk keluarganya dengan pasar saham telah membuatnya menjauhi saham dan mendekati investasi properti, dikutip Reuters.
Hu menunjukkan bahwa pembeli mulai mengalihkan perhatian mereka ke kota-kota kecil di China, di mana harga properti menjadi murah setelah harga merosot karena penurunan sektor properti dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun pembelian di kota kecil tidak cukup signifikan untuk memengaruhi pasar real estat raksasa China, dan data tentang volume transaksi tidak tersedia, namun hal itu menunjukkan bahwa sudut kecil dari sektor ini tetap menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Kesepakatan datang pada saat gambaran pasar properti China makin gelap. Data menunjukkan harga rumah baru naik lebih lambat pada Mei dan investasi properti turun paling cepat dalam lebih dari dua dekade.
Bagi pembeli dengan sarana untuk kembali ke pasar, harga terendah dari apartemen bekas di kota-kota kecil sulit ditolak.
Hu membayar sangat rendah 1.000 yuan (Rp 2 juta) tidak termasuk pajak dan biaya untuk salah satu apartemennya di Hebi. Menurut data dari Anjuke, salah satu platform real estat terbesar di China, harga turun 27% dari puncaknya pada tahun 2021 di beberapa area di kota.
Demikian pula, harga sebanyak 24% di bawah puncaknya di beberapa bagian Huainan, Rushan dan Gejiu.
Sebagai perbandingan, harga di Beijing tingkat atas, di mana rata-rata rumah bekas dapat berharga puluhan ribu yuan, turun hanya 1,5% selama periode enam tahun hingga Mei tahun ini, sementara di kota tingkat 2 Chongqing, harganya turun sedikit lebih dari 10% selama lima tahun, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data Anjuke.

Pembeli dari Luar Kota
Agen real estat di negara tersebut menyebut apartemen murah di kota-kota kecil China seperti Huainan dan Rushan di timur, serta Gejiu di barat daya mulai dibeli oleh sebagian besar oleh orang yang tinggal di luar lokasi tersebut.
“Di Huainan, sebagian besar pembeli bukan penduduk lokal,” kata Zhao, seorang agen yang hanya memberikan nama keluarganya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media. “Karena biaya hidup yang tinggi di kota-kota besar, anak muda datang ke sini untuk membeli rumah murah dan berbaring (istilah China untuk melakukan apa saja agar bertahan hidup).”
Di Rushan, agen Liu Yong mengatakan sebagian besar pembeli berasal dari tempat lain di China, berusia 40 hingga 50 tahun dan ingin mengatur masa pensiun mereka di tepi laut. Seorang agen di Gejiu mengatakan pembeli ingin pindah ke sana karena biaya hidup lebih rendah.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

IMF Ungkap Simalakama Kebangkitan Ekonomi China, Ada Apa?

(luc/luc)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi