‘Super Flu’ Subclade K Sudah Ada di RI, Kemenkes Ungkap Cara Mencegahnya

‘Super Flu’ Subclade K Sudah Ada di RI, Kemenkes Ungkap Cara Mencegahnya

Jakarta

Varian influenza yang belakangan dikenal sebagai ‘super flu’ atau influenza varian subclade K telah terdeteksi di Indonesia. Meski sejauh ini belum memicu lonjakan kasus maupun kematian, Kementerian Kesehatan RI mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama di tengah musim hujan yang berpotensi meningkatkan penularan penyakit pernapasan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Prima Yosephine, menanggapi keluhan masyarakat terkait flu yang berlangsung berminggu-minggu, sulit sembuh, atau terasa lebih berat meski sudah menjalani pengobatan seperti biasa.

Menurut dr Prima, kondisi tersebut perlu disikapi dengan kewaspadaan dini, mengingat influenza sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan daya tahan tubuh individu.

“Sebagai bentuk kewaspadaan dini, seperti yang kita ketahui bahwa penyakit influenza biasanya dipengaruhi oleh faktor cuaca, di mana peningkatan kasus influenza berpotensi terjadi pada musim penghujan,” jelas dr Prima kepada detikcom Rabu (31/12/2025).

Cara Mencegah Subclade K

Kemenkes menekankan menjaga daya tahan tubuh merupakan langkah paling dasar dan penting untuk mencegah influenza, termasuk varian yang tengah menjadi perhatian.

“Pesan-pesan kunci seperti menjaga pola makan yang bergizi dan perilaku hidup bersih dan sehat adalah jalan utama dalam menjaga imunitas individu,” lanjut dr Prima.

“Termasuk juga penerapan etika batuk dan bersin, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta menggunakan masker bagi masyarakat yang bergejala,” tambahnya.

Pentingnya Vaksinasi

Vaksinasi juga disebutnya bisa menekan risiko gejala berat bila terpapar.

Vaksinasi disebutnya menjadi cara terbaik untuk mencegah influenza. WHO merekomendasikan vaksinasi tahunan untuk kelompok berisiko tinggi, termasuk petugas kesehatan dan perawatan. Idealnya, orang harus divaksinasi tepat sebelum musim influenza dimulai untuk cakupan yang paling efektif, meskipun vaksinasi kapan saja selama musim influenza masih dapat membantu mencegah infeksi flu.

Meskipun efektivitas vaksin dapat bervariasi antar musim dan kelompok risiko, vaksin mengurangi keparahan penyakit dan menurunkan kemungkinan komplikasi dan kematian.

Hingga kini, masih belum jelas bagaimana vaksin bisa memberikan ‘kekebalan’ pada tubuh untuk tidak bergejala berat saat terpapar subclade K. Namun, perkiraan awal efektivitas vaksin menunjukkan vaksin saat ini efektif 70 hingga 75 persen dalam mencegah kunjungan ke rumah sakit pada anak-anak berusia 2 hingga 17 tahun dan 30 hingga 40 persen efektif pada orang dewasa.

Segera Periksa Jika Gejala Memburuk

dr Prima mengingatkan agar masyarakat tidak mengabaikan gejala flu yang semakin berat atau tidak kunjung membaik dalam hitungan minggu bahkan bulan. Batuk, pilek berkepanjangan, demam tinggi, hingga gangguan pernapasan perlu mendapat perhatian medis.

“Kami menghimbau untuk segera berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala flu berat, batuk, pilek, serta gejala infeksi saluran pernapasan lainnya,” tegasnya.

Ia juga mendorong pemanfaatan layanan pemeriksaan kesehatan gratis di puskesmas, yang dapat menjadi pintu awal deteksi dan penanganan dini.

Tak hanya dari sisi masyarakat, Kemenkes juga menyiapkan langkah strategis di tingkat layanan kesehatan. Penguatan sistem pemantauan menjadi fokus utama untuk mengantisipasi potensi perubahan situasi ke depan.

“Pada sisi provider, penguatan monitoring surveilans genomik dengan tetap mengupayakan cakupan tinggi imunisasi, ketepatan pelayanan, dan tata laksana kasus menjadi langkah strategis dalam menghadapi ancaman influenza ke depan,” beber dr Prima.

Menjawab kekhawatiran publik terkait angka kematian akibat flu, Kemenkes memastikan situasi nasional masih terkendali.

“Sampai saat ini kematian akibat flu ataupun kasus pneumonia yang dirawat di rumah sakit tidak menunjukkan adanya peningkatan,” pungkas dr Prima.