Tren Diet Makin Variatif, Ini Saran Dokter Gizi Biar Tak Salah Pilih

Tren Diet Makin Variatif, Ini Saran Dokter Gizi Biar Tak Salah Pilih

Jakarta

Dari tahun ke tahun, tren diet terus bermunculan dan silih berganti viral di media sosial. Mulai dari diet rendah karbohidrat, puasa ekstrem, hingga metode diet yang menjanjikan penurunan berat badan cepat.

Meski sama-sama mengklaim efektif, tidak semua tren diet aman untuk kesehatan jika dijalankan tanpa pemahaman yang tepat.

Dokter spesialis gizi dr Nathania Sutisna, SpGK dari RS Abdi Waluyo mengatakan tren diet seharusnya tidak diikuti secara ekstrem. Karena perlu disesuaikan dengan kebutuhan tubuh masing-masing.

“Karena diet harus personalized. Secara umum, kalau dietnya menjanjikannya klaimnya terlalu ekstrem, takutnya nggak aman,” kata dr Nathania kepada detikcom di Jakarta Pusat, pada Selasa (17/12/2025).

Rambu-rambu Diet yang Perlu Diwaspadai

Menurut dr Nathania, tidak ada batas angka pasti untuk menilai apakah suatu diet tergolong ekstrem atau tidak. Namun, ada beberapa tanda yang bisa menjadi peringatan awal. Salah satunya dilihat dari perhitungan massa otot dan hasil dari prosesnya.

“Perlu mengukur massa otot. Jadi kalo dietnya itu menyebabkan ototnya hilang atau turun, nah itu yang bahaya,” ucapnya.

Selain itu, diet dengan pembatasan kalori yang terlalu ekstrem dan klaim hasil yang terdengar too good to be true juga patut dicurigai. Apalagi kalau efeknya bikin tubuh yang tadinya segar malah jadi lemas.

Trend Diet Paling Berisiko

Dari berbagai tren diet yang pernah viral, dr Nathania menilai water fasting sebagai salah satu metode yang paling tidak aman. Diet ini hanya mengandalkan konsumsi air putih tanpa asupan makanan.

“Bernapas aja kita membutuhkan energi. Kalau hanya minum air, tubuh bisa berubah ke mode emergency atau bertahan hidup. Akhirnya ototnya yang dibuang,” katanya.

Diet Realistis dan Aman

Sementara itu, dr Nathania menilai metode intermittent fasting masih tergolong lebih realistis dan relatif aman jika dijalankan dengan benar. Pola ini mengatur waktu makan tanpa menghilangkan asupan nutrisi penting.

“Sejauh ini, yang paling realistis dan aman adalah intermittent fasting. Kecuali yang punya asam lambung,” tutupnya.

Halaman 2 dari 2

Simak Video “Video: Berat Badan Hanya 22 Kg, Wanita Ini Meninggal Usai Diet Ekstrem”
[Gambas:Video 20detik]
(rfd/up)