Jakarta: Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai berdampak pada penurunan daya beli masyarakat di Jakarta. Kondisi ini terutama dirasakan oleh kelompok masyarakat prasejahtera, lansia, dan janda yang kesulitan menjangkau harga kebutuhan pokok di pasar.
Pantauan di lapangan menunjukkan kenaikan harga terjadi pada komoditas seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir dalam beberapa hari terakhir. Menanggapi situasi tersebut, penyelenggaraan bazar sembako murah mulai dilakukan untuk mengintervensi kesulitan ekonomi warga, salah satunya di kawasan Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan kenaikan harga pangan di akhir tahun memberikan dampak langsung pada kelompok duafa. Ia menilai diperlukan langkah taktis untuk menjaga ketersediaan pangan bagi warga yang terdampak paling signifikan.
“Harga sembako mengalami lonjakan yang cukup tajam sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Program ini menjadi upaya untuk membantu warga memenuhi kebutuhan dasar di tengah situasi tersebut,” kata Sandiaga.
Dalam kegiatan tersebut, sekitar 100 warga mendapatkan akses paket pangan murah berisi beras, minyak goreng, gula, dan mie instan. Skema ini ditujukan untuk memangkas selisih harga pasar yang saat ini dinilai terlalu tinggi bagi warga berpendapatan rendah.
Ketua OK OCE Forever, Esti Dwi Gandini, menambahkan bahwa mayoritas penerima manfaat adalah perempuan duafa di atas 40 tahun. Menurut laporan dari warga, pemenuhan kebutuhan dapur harian menjadi beban berat akibat fluktuasi harga yang tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan.
Situasi ini menggambarkan kerentanan ekonomi di tingkat akar rumput setiap kali memasuki periode hari besar, di mana tekanan inflasi pangan seringkali melampaui kemampuan belanja masyarakat kelas bawah.
Jakarta: Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai berdampak pada penurunan daya beli masyarakat di Jakarta. Kondisi ini terutama dirasakan oleh kelompok masyarakat prasejahtera, lansia, dan janda yang kesulitan menjangkau harga kebutuhan pokok di pasar.
Pantauan di lapangan menunjukkan kenaikan harga terjadi pada komoditas seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir dalam beberapa hari terakhir. Menanggapi situasi tersebut, penyelenggaraan bazar sembako murah mulai dilakukan untuk mengintervensi kesulitan ekonomi warga, salah satunya di kawasan Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan kenaikan harga pangan di akhir tahun memberikan dampak langsung pada kelompok duafa. Ia menilai diperlukan langkah taktis untuk menjaga ketersediaan pangan bagi warga yang terdampak paling signifikan.
“Harga sembako mengalami lonjakan yang cukup tajam sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Program ini menjadi upaya untuk membantu warga memenuhi kebutuhan dasar di tengah situasi tersebut,” kata Sandiaga.
Dalam kegiatan tersebut, sekitar 100 warga mendapatkan akses paket pangan murah berisi beras, minyak goreng, gula, dan mie instan. Skema ini ditujukan untuk memangkas selisih harga pasar yang saat ini dinilai terlalu tinggi bagi warga berpendapatan rendah.
Ketua OK OCE Forever, Esti Dwi Gandini, menambahkan bahwa mayoritas penerima manfaat adalah perempuan duafa di atas 40 tahun. Menurut laporan dari warga, pemenuhan kebutuhan dapur harian menjadi beban berat akibat fluktuasi harga yang tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan.
Situasi ini menggambarkan kerentanan ekonomi di tingkat akar rumput setiap kali memasuki periode hari besar, di mana tekanan inflasi pangan seringkali melampaui kemampuan belanja masyarakat kelas bawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
